Site icon Jernih.co

Hamas Tunjuk Arsitek Banjir Al-Aqsa Yahya Sinwar Gantikan Ismail Haniyeh

JERNIH — Harakat al-Muqawama al-Islamiyya (Hamas), atau Gerakan Perlawanan Islam, Rabu 7 Agustus mengumumkan menunjuk Yahya al-Sinwar — arsitek operasi Banjir Al-Aqsa 7 Oktober 2023 sebagai pemimpin Hamas.

Al Mayadeen, mengutip pernyataan Hamas, memberitakan Yahya Sinwar — demikian pemimpin Hamas di Gaza itu biasa dipanggil — menggantikan Ismail Haniyeh sebagai pemimpin biro politik yang baru.

“Setelah konsultasi dan musyawarah yang mendalam dan ekstensif di lembaga-lembaga kepemimpinan kami, saudara kami Yahya Sinwar dipilih sebagai kepala biro politik,” demikian pengumuman resmi Hamas.

“Kami yakin saudara kami Abu Ibrahim, nama perang Yahya Sinwar, akan memimpin kami di tahap yang sensitif di situasi lokal, regional, dan internasional yang rumit,” lanjut pernyataan itu.

Yahya Sinwar memiliki semua yang diperlukan untuk memimpin Hamas. Dia telah menjalani semuanya, berjuang di medan tempur, perundingan, dan mendekam di penjara Israel selama 23 tahun.

Pengalaman 23 tahun di penjara Israel memberinya kesempatan belajar Bahasa Ibrani. Ia mampu berbicara dengan bahasa itu seperti orang-orang di Knesset.

Tahun 2022, Yahya Sinwar menyampaikan pidato aneh. Saat itu Sinwar meramalkan Operasi Banjir Al-Aqsa, yang disampaikan dalam pilihan kata yang sulit dipahami. Saat itu Hamas sedang merayakan ulang tahun ke-35 gerakan yang terus melawan Israel dengan senjata.

Lebih spesifiknya, dalam pidato itu Sinwar mengancam Israel dengan kata-kata ‘banjir yang akan datang’. Disadari atau tidak, Sinwar sedang merencanakan sesuatu.

Khalil al-Hayya, wakil kepala Biro Politik Hamas, mengatakan pihaknya akan tetap setia kepada rakyat Palestina, para martir, umat Islam, dan melanjutkan jihad perlawanan hingga tujuan inti gerakan tercapai; pembebasan Palestina.

Tidak ada informasi tentang Khaled Meshal, sosok yang sejak hari pertama kematian Ismaeil Haniyeh disebut-sebut akan menjadi pemimpin Hamas berikut.

Exit mobile version