Jernih.co

Hari ini 50 Tahun Lalu, Erno Rubik Menemukan Rubik’s Cube

JERNIH — Hari ini 50 tahun lalu di sebuah apartemen di Budapest, Hongaria, Erno Rubik — guru di Departemen Desain Interior yang kini berusia 80 tahun — menyelesaikan prototipe ‘Magic Cube’ atau Kubus Ajaib pertamanya.

Magic Cube adalah nama yang diberikan Erno Rubik. Sedangkan Rubik’s Cube, atau Kubus Rubik, adalah nama dagang ketika temuan Erno Rubik mulai dikomersilkan ke seluruh dunia.

Frustrasi

Rubik adalah sosok yang terpesona geometri. Ia berusaha menciptakan struktur tiga dimensi (3D) yang kokoh, dengan lapisan yang dapat dipindah dan dipertukarkan. Itu membuatnya frustrasi.

Menariknya, frustrasi berkali-kali tidak membuatnya meninggalkan apa yang telah dimulai. Setelah sekian bulan, ia berhasil.

“Saya membuat ini karena rasa ingin tahu saya,” kata Rubik kepada New York Post melalui panggilan video. “Saya kira saya seperti menjadi seniman. Jika senang dengan kreasi Anda, Anda akan terdorong menunjukan kepada orang lain.”

Rubik tak pernah memikirkan kemungkinan efek komersil ketika memperlihatkan temuannya kepada banyak orang. Menurutnya; “Saya hanya ingin temuan ini disukai.”

Kini, setengah abad setelah temuan di apartemen orang tua Rubik, Rubik’s Cube mencatatkan penjualan 500 juta unit. Diperkirakan, satu dari setiap orang di planet ini memainkannya, dan berusaha memecahkan teka-teki dengan 43 triliun permutasi yang mencengangkan.

Rubik Cube tampil enam kali di The Simpsons, dimainkan pahlawan eponymous di WALL-e Pixar tahun 2008, dan Justin Beiber menyelesaikannya di Lata Late Show bersama James Corden tahun 2015.

Kubus Ajaib yang Bikin tak Sekolah

Erno Rubik adalah anak seorang insinyur perancang pesawat layang. Ia berencana mengejar karier akademis, tapi gagasan Kubus Ajaib yang muncul di benak menghentikan langkahnya ke universitas.

Semula, Rubik menggunakan kubus-nya sebagai alat bantu mengajar geometri. Namun ketika kantor paten setempat memberi hak paten untuk mainan logika, dan produsen lokal memproduksinya 5.000 unit, Rubik mulai tahu nilai ekonomi temuannya.

Pada 1979, hanya dua tahun setelah dipasarkan di Hongaria, Magic Cube — belum menggunakan nama Rubik’s Cube — terjual 300 ribu unit. Pembuat mainan internasional berbondong-bondong mendatanginya.

Ideal Toy, perusahaan asal AS, membeli hak atas Magic Cub tahun 1980, dan mengganti nama mainan logika itu menjadi Rubik’s Cube. Penjualan melonjak luar biasa.

Rincinya, Magic Cube muncul di AS awal 1980-an, diluncurkan di New York Toy Fair, dan meledak hebat.

Pembelian hak paten Magic Cube adalah cara menghindari undang-undang ekspor yang ketat, yang — maklum masih perang dingin Timur-Barat — diawasi Uni Soviet.

Rubik tahu kubus ajaib buatannya sukses di New York. Itu membuatnya berkeinginan mengunjungi AS, dan melihat langsung salah satu kota yang selama ini hanya diketahuinya dari majalah dan film.

“Saya seorang anak yang punya rasa ingin tahu. Itu yang membuat saya ingin mengenal New York,” kata Rubik. “Namun, New York sangat berbeda. Mungkin karena saya berasal dari balik Tirai Besi.”

Kejuaraan Dunia Rubik

Sampai saat ini Rubik’s Cube diperkirakan terjual 500 ribu unit. Itu belum termasuk barang palsu dan bajakan. Namun, kubus ajaib ini sempat redup saat memasuki pergantian abad.

Ketika pandemi Covid-19, Rubik’s Cube mendapat kesempatan baru setelah Speedcubers meninggalkan perangkat digital. World Cube Association (WCA), misalnya, menggelar kompetisi reguler, termasuk Kejuaraan Amerika Utara 2024 di Minneapolis Convention Center 18-21 Juli.

Acara ini mempertemukan para speedcuber terbaik AS, termasuk juara dua kali Max Park. Desember 2021, pemain berusia 22 tahun dari California mencetak rekor dunia baru dengan penyelesiaan 3,13 detik — atau lebih singkat dari membaca kalimat ini.

Sebagai perbandingan, ketika Kejuaraan Dunia Klub Rubik pertama diadakan di Budapest 1982, waktu kemenangan yang dicatat Mih Thai dari AS adalah 22,95 detik.

Hebatnya, Erno Rubik tidak pernah mampu mencatatkan waktu penyelesaian kurang dari satu menit. “Saya butuh dua atau tiga menit untuk memecahkannya,” kata Rubik.

Rubik tidak heran dengan pencapaian speedcuber. Menurutnya, dulu orang tidak yakin ada manusia yang mampu lari 100 meter di bawah satu menit. Kini, banyak pelari bisa melakukannya,” kata Rubik. “Manusia selalu bisa menemukan jalannya.”

Harus Ada di Olimpiade

Rubik masih punya mimpi, yaitu karyanya ada di Olimpiade. Ia punya alasan untuk itu.

“Orang bilang Olimpiade itu soal aktivitas fisik, tapi Anda harus ingat kubus itu bukan hanya intelektual tapi juga fisik karena Anda harus menggerakan tangan dengan sangat cepat,” katanya.

Rubik melanjutkan; “Itulah mengapa orang-orang muda pandai dalam sains dan seni.”

Rubik’s Cube sedemikian sukses, tapi jangan tanya soal uang kepada Erno Rubik. Dia tidak pernah tahu seberapa banyak keuntungan finansial yang diperoleh dari temuannya.

“Dia jarang menjawab pertanyaan soal bisnis apa pun, sebab minat utamanya tidak pada uang tapi seni dan sains,” ujar seorang guru yang mengenai Erno Rubik sejak lama.

Erno Rubik yakin temuannya akan abadi dan dimainkan generasi mendatang. Sebab, ada rahasia yang menjadi daya tarik abadi.

“Di era perubahan teknologi, ketika layar memonopoli perhatian, kubus menciptakan apa yang disebut harmoni dalam pikiran, hati, dan tangan,” kata Rubik.

Exit mobile version