- Pasar vaksin palsu muncul karena banyak permintaan tapi pasokan terbatas.
- Pasar obat dan vaksin palsu 20 kali lebih menguntungkan dibanding narkoba.
- Mafia dan organisasi kejahatan mulai memasarkan vaksin palsu via online.
JERNIH — Institut Internasional untuk Penelitian Terhadap Pengobatan Palsu (IRACM) mengingatkan pasar gelap vaksin palsu mulai bermunculan secara online.
Bernard Leroy, direktur IRACM, mengatakan di web gelap, penjahat menjual vaksin Covid-19 dengan harga 2.000 dolar per dosis. Sasaran pedagang adalah orang-orang kaya yang ingin cepat mendapatkan vaksin tapi nggak mau antre.
Menurutnya, persaingan global industri vaksin memunculkan masalah distribusi. Produksi vaksin yang lambat memunculkan antrean panjang pemesan, dan memunculkan celah bagi penjahat untuk dieksploitasi.
Persoalannya, kensekuensi hukum akibat kejahatan ini sangat ringan, sedangkan keuntungan finansial sangat signifikan.
Perdagangan obat pasu, termasuk faksin sekitar 20 kali lebih berbahaya dan 20 kali lebih menguntungkan dibanding perdagangan narkoba. Saat ini, menurut penelitian IRACM, perdagangan obat-obatan palsu bernilai 200 miliar dolar AS, atau Rp 2.847 triliun.
“Ada banyak uang yang bisa dihasilkan tanpa risiko hukuman,” kata Abigail Jones, direktur komunikasi di Federasi Internasional Produsen dan Asosiasi Farmasi (IFPMA).
Kata ‘palsu’ digunakan untuk menggambarkan produk medis palsu, dipalsukan, terdegradasi, dan dibuat kurang optimal, termasuk obat-obatan berlangganan, peralatan pelindung, dan vaksin.
Industri ilegal obat-obatan terus tumbuh, dengan omset luar biasa.
“Memalsukan obat atau vaksin adalah kejahatan dan harus dihukum,” kata Jones. “Kini, kita hanya melihat puncak gunung es.”
Kemunculan vaksin palsu berkaitan dengan permintaan yang tinggi dan pasokan yang rendah. Kelompok kriminal mencari mangsa masyarakat yang menginginkan vaksin lebih cepat.
“Selama 2020, kejahatan internasional terorganisir beralih ke obat-obatan palsu karena tdiak begitu berbahaya,” kata Leroy.
Di Eropa, Europol telah mengidentifikasi penipuan masker wajah, sarungan tangan, peralatan medis, alat tes Covid-19, dan obat-obatan yang dianggap bisa melawan pandemi. Kini, para kriminal menyasar vaksin.