- Taliban mengatakan tidak seluruh laporan HRW akurat.
- HRW tidak mencantumkan apa yang mereka lakukan di masa lalu.
- HRW tidak tahu orang-orang yang dieksekusi berkomplot melawan pemerintah.
JERNIH — Human Right Watch (HRW) mengatakan Taliban mengeksekusi puluhan anggota pasukan Afghansitan setelah mereka menyerah usai kejatuhan Kabul.
Laporan HRW menyebutkan sebanyak 47 mantan anggota Pasukan Keamanan Nasional Afghanistan (ANSF) dieksekusi singkat atau dihilangkan paksa.
Mereka terdiri dari personel militer, polisi, anggota dinas intelejen, dan milisi paramiltier, yang menyerah atau ditangkap Taliban antara 15 Agustus sampai 31 Oktober 2021.
HRW mengatakan laporan itu berdasarkan 67 wawancara, termasuk 40 wawancara langsung dengan saksi, kerabat dan teman korban, serta prajurit Taliban.
Beberapa orang berbicara dengan syarat nama mereka tidak disebut. Dalam beberapa kasus, keluarga melaporkan kehilangan anggota keluarga.
Temuan ini dipastikan akan membuat dunia internasional mengejek Taliban. Semula, Taliban mengatakan akan merekrut mantan tentara Afghanistan untuk membentuk tentara nasional.
Taliban juga sempat berjanji membentuk pemerintahan inklusif dan menangguhkan hukuman kepada mereka yang berkolaborasi dengan pasukan AS dan NATO.
CNN memberitakan laporan HRW berfokus di Propinsi Ghazni, Helmand, Kandahar, dan Kunduz. Menurut HRW pelanggaran itu mencerminkan pelanggaranyang lebih luas, yang juga dilaporkan terjadi di Khost, Paktiya, Paktika, dan propinsi lain.
Belum ada konfirmasi independen atas klaim saksi-saksi yang diwawancarai HRW. Taliban juga belum menjawab panggilan pesan dari wartawan luar negeri.
HRW mengatakan telah mengirim salinan laporan ke Taliban pada 7 November. Taliban mengatakan telah memecat 755 angota mereka yang diketahui melakukan tindakan sendiri.
Taliban juga mengatakan telah membentuk pengadilan militer untuk menyidangkan mereka yang dituduh melakukan pembunuhan, penyiksaan, dan penahanan ilegal. Mereka juga mengatakan eksekusi orang yang ditahan tidak diperbolehkan dalam pengadilan Syariah.
Namun, dalam tanggapan resminya, Taliban mengatakan tidak semua laporan HRW akurat.
“Pengejaran dan penahanan beberapa orang yang Anda sebutkan tidak didasarkan apda laporan perbuatan masa lalu orang-orang ini,” ujar Taliban.
Menurut Taliban, orang-orang yang dieksekusi mencoba membuat masalah dan plot melawan pemerintahan baru. Ini dibuktikan dalam laporan intelejen.