“Mendagri berkali-kali mengingatkan agar dampak ekonomi wabah Covid-19 pun segera dipikirkan, dicari jalan keluarnya dan solusi itu langsung dieksekusi guna meredam dampak susulan,” kata Nova.
JAKARTA— Indonesia Bureaucracy and Servive Watch (IBSW) menilai positif sinergi antara pemerintah pusat dengan pemerintah-pemerintah daerah (Pemda) dalam penanggulangan dampak virus Corona (Covid-19). Dalam hal ini IBSW mengatakan harus mengacungkan jempol tanda salut kepada Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.
Menurut Direktur Eksekutif IBSW Nova Andika, langkah-langkah antisipatif pemerintah, yang juga melibatkan pemda-pemda di seluruh Indonesia harus diapresiasi dengan baik dan fair. Pemerintah, kata Nova, dengan responsive segera menyatakan adanya dua orang yang diduga positif terinfeksi virus corona dan cepat melakukan penanganan professional dengan menunjuk beberapa rumah sakit yang mampu memberikan penanganan untuk kasus-kasus tersebut di seluruh Indonesia.
Tercatat tidak kurang dari 137 rumah sakit telah disiapkan untuk menjadi rumah sakit rujukan di 32 provinsi. Ke- 137 rumah sakit yang akan terus ditambah itu dinilai telah mampu menangani pasien jika ada yang terkonfirmasi virus corona. Di Jakarta sendiri setelah tiga rumah sakit yang menjadi rujukan penanganan suspect Covid-19, yakni Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Dr Sulianti Saroso, RSU Persahabatan, dan RSPAD Gatot Soebroto, kini ditambah lima RS lainnya, antara lain RSUD Pasar Minggu, RS Polri Sukanto, RSUP Fatmawati dan RS TNI AL Mintohardjo. Beberapa rumah sakit swasta dengan kapasitas baik, menurut Juru Bicara Indonesia untuk Covid-19 Achmad Yurianto, siap membantu menjadi RS rujukan, tanpa harus didaftar Kemenkes. Sedangkan di Jawa Barat ada tujuh rumah sakit yang dijadikan rujukan penanganan virus corona.
Belum lagi, kata Nova, gerak cepat pemerintah pada pertengahan Februari dengan segera memulangkan 238 warga negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, Cina, dan langsung mengkarantina dan mengobservasi mereka selama 14 hari di Kepulauan Natuna, juga hal yang patut dipujikan.
“Jadi sebenarnya, apa yang dilakukan pemerintah, yang langsung pula melakukan koordinasi dengan pemda-pemda di seluruh Indonesia untuk konsen dengan Covid-19, patut dipujikan,” kata Nova.
Terkait hal itu, menurut dia, IBSW menggarisbawahi peran signifikan yang dilakukan Mendagri Tito Karnavian. Tidak hanya terlibat di garda depan penanggulangan Covid-19, dalam penilaian IBSW, Mendagri Tito juga sangat peduli pada dampak susulan wabah Covid-19. “Mendagri berkali-kali mengingatkan agar dampak ekonomi wabah Covid-19 pun segera dipikirkan, dicari jalan keluarnya dan solusi itu langsung dieksekusi guna meredam dampak susulan,” kata Nova.
Nova juga menunjuk perhatian Mendagri yang terus mengingatkan agar semua pihak bahu-membahu untuk terus bersinergi mewaspadai, mencegah dan mensosialisasikam cara-cara hidup sehat buat mengantisipasi paparan virus corona. “Bukan sekali dua beliau bilang agar Pemda-pemda malahan menambah kepanikan yang tidak perlu kepada warga,” kata Nova. Bagi Nova, komunikasi publik yang dilakukan Mendagri dan jajarannya sangat tepat karena bisa menenangkan public dan akurat dalam fakta.
Sebagaimana diketahui, sejak merebaknya wabah virus, dari disebut virus Wuhan, virus Corona, hingga penamaan terbaru dan paling factual yakni Covid-19, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian selalu mewanti-wanti jajarannya dan kementerian lain untuk mewaspadai dampak wabah, terutama dampak susulannya kepada perekonomian.
Tidak hanya segera menggerakkan para kepala daerah untuk mengoptimalkan dana desa melalui pembelanjaan yang memiliki multiplier effect tinggi, yakni program padat karya, Tito juga terus meminta pemda bersama-sama mencari terobosan baru yang kreatif.
Mendagri Tito juga meminta para kepala daerah mengeluarkan berbagai strategi dan jurus baru agar ekonomi nasional terbentengi. “Teman-teman di daerah harus cari banyak jurus yang bisa mendapatkan peningkatan Pendapatan Asli Daerah,”ujar Tito, saat membuka Rakor Tekbang Regional I di Shangri-La Hotel Surabaya, Jawa Timur, akhir pekan lalu. Tito menilai saat ini rata-rata daerah memiliki PAD yang cukup tinghi menyumbang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang tinggi, yakni sekitar 46 persen. Tito juga terus meminta daerah kreatif menggali potensi daerah masing-masing.
Yang mutakhir, sebagaimana pernyataan Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) Azwar Anas usai bertemu Mendagri, menyatakan Mendagri Tito memberi arahan agar seluruh kepala daerah bisa menenangkan masyarakat, antara lain informasi terkait penanganan virus Corona diminta untuk dilakukan dengan cara soft. “Beliau minta dengan cara-cara yang lebih soft dan tidak membuat gaduh masyarakat. Ini, sebagaimana arahan Pak Mendagri, akan kami tindak lanjuti,” kata Azwar di kantor Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Jumat (6/3).
Yang membuat Direktur Eksekutif IBSW Nova kagum, Mendagri Tito menurut dia sangat sadar akan potensi dampak susulan wabah Covid-19 bagi perekonomian Indonesia. Secara statistic, sejak setahun kepemimpinan Presiden Jokowi, yakni 2015 saja nilai perdagangan Cina-Indonesia telah mencapai 48,2 miliar dolar AS. Jauh melejit dari satu dekade sebelumnya yang ‘hanya’ mencatatkan angka 8,7 miliar dolar AS. Apalagi di masa kepemimpinan kedia Jokowi, saat Republik Rakyat Cina sudah menggantikan Jepang sebagai mitra dagang terbesar Indonesia.
Data itu dikuatkan prediksi ekonom terkemuka Universitas Indonesia Muhammad Chatib Basri, yang menyatakan bahwa dampak wabah virus Corona terhadap perekonomian Indonesia diprediksi akan membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa anjlok di bawah lima persen, yakni pada sekitar 4,7 persen.
Sementara itu Majalah Forbes, pekan lalu menulis, wabah virus Corona diprediksi akan mengakhiri peran Cina yang selama hampir 30 tahun ini menjadi pusat manufaktur terkemuka dunia. “Cina akan sulit untuk bertahan sebagai pusat manufaktur, dan itu akan terjadi dalam pekan-pekan mendatang ini, saya kira,” kata Vladimir Signorelli, presiden Bretton Woods Research, perusahaan riset investasi makro yang berpusat di New Jersey, AS, yang dikutip Forbes dalam tulisan tersebut.
Menurut Signorelli, perekonomian Cina secara nyata terpukul wabah Corona jauh lebih keras daripada apa yang mereka akui saat ini. Wall Street, kata dia, tampaknya menjadi pihak terakhir yang menyadari hal itu pekan lalu. Indeks pasar saham S&P 500 turun lebih dari 8 persen, menjadi pasar dengan kinerja terburuk dari semua negara besar yang terinfeksi virus corona. Bahkan Italia, yang telah menunjukkan lebih dari seribu kasus hingga kini, pekan lalu menghasilkan performa yang lebih baik daripada pasar Amerika Serikat. [ ]