Site icon Jernih.co

‘Ikan Demokrasi’, Cara Jepang Selamatkan Taiwan

JERNIH — Di Indonesia, namanya ikan kerapu. Dunia internasional mengenalnya sebagai grouper fish. Jepang memberi memberi nuansa politik dengan menyebutnya ‘ikan demokrasi’.

Taiwan News memberitakan operator akuakultur Jepang menyatakan membeli ikan kerapu yang dibesarkan di Taiwan, setelah Cina mengumumkan larangan impor ikan kerapu.

Larangan impor ikan dari Taiwan diumumkan 10 Juni, dan berlaku mulai 13 Juni. Alasan Cina, ada dugaan penggunana bahan kimia terlarang dan zat lain yang berlebihan dalam proses pembesaran.

Di laman Facebook-nya, Akio Yaita — direktur surat kabar Sankei Shimbun — memposting laporan medianya bahwa Lin Shenpeng, perusahaan budidaya ikan terbesar di Japang, akan mengimpor kerapu dari Taiwan.

Lin akan mengimpor dua sampai tiga ton ikan kerapu dari Taiwan, dan membiarkan operator restoran mencoba dan mengatur eksplorasi metode memasak sesuai selera konsumen Jepang.

Kelak, Lin akan memimpin delegasi yang mengunjungi Taiwan untuk konfirmasi secara pribadi status penangkaran ikan kerapu, kemudian memulai proses impor.

“Ini bukan soal kerapu enak, tapi melihat Taiwan ditindas Cina orang Jepang selalu mendukung,” kata Lin. “Caranya, dengan makan ikan demokrasi untuk menunjukan solidaritas Jepang kepada Taiwan. Saya pikir tren ini akan mendorong banyak permintaan.”

Chen Chien-han, pengusaha budidaya kerapu di Kebupaten Pingtung, mengatakan; “Saya sangat tersentuh dan berterima kasih kepada teman-teman Jepang yang mau belajar tentang kelezatan ikan kerapu Taiwan.”

Sloban ‘ikan demokrasi’ mengingatkan kembali pada kampanye Freedom Pineapple yang diluncurkan Taiwan tahun lalu. Saat itu Cina juga melarang impor nenas dari Taiwan, yang menyebabkan petani menderita. Jepang bersedia membeli nenas Taiwan.

Exit mobile version