Site icon Jernih.co

Ilmuwan Austria Terjemahkan ‘Bab Tersembunyi’ Teks Alkitab Berusia 1.750 Tahun.

JERNIH — Seorang ilmuwan Austria menemukan dan menerjemahkan ‘bab tersembunyi’ dari teks Alkitab yang berusia 1.750 tahun, dan dipublikasikan bulan lalu di jurnal New Testament Studies.

Grigory Kessel, pakar abad pertengahan Austrian Academy of Science, menggunakan fotografi ultraviolet untuk menganalisis terjemahan Bahasa Syria dari Matius pasal 11 dan 12 Alkitab di bawah tiga lapis teks dalam sebuah manuskrip.

“Tradisi Kekristenan Syria mengetahui beberapa terjemahan Perjanjian Lama dan Baru,” kata Kessel dalam sebuah pernyataan. “Sampai baru-baru ini, hanya dua manustrikp yang diketahui berisi terjemahan Injil Syria Kuno.”

Perkamen sulit didapat pada Abad Pertengahan. Jadi, ketika manuskrip dihapus, kertas itu sering digunakan kembali.

Itu tampaknya terjadi pada seorang juru tulis di Palestina, yang dilaporkan menghapus manuskrip bertuliskan teks Syria sekitar 1.300 tahun lalu, demikian menurut layanan berita Phys.org.

Teks tersebut diduga berasal dari abad ke-3 sebelum disalin pada abad ke-6.

Peneliti mengatakan para sarjana telah mengetahui manuskrip itu tahun 1953. Naskah itu ditemukan kembali pada tahun 2010 sebelum didigitalkan tahun 2020. Cahaya alami dan gambar UV ditambahkan ke Perpustakaan Digital Vatikan.

Dari dua manuskrip yang diketahui berisi terjemahan Injil Syria Kuno, satu disimpan di British Library di London, dan lainnya di Biara St Catherine di Gunung Sinai — biara tertua di dunia yang masih beroperasi.

Yang ketiga baru-baru ini diidentifikasi melalu Proyek Sinai Palimpsests menggunakan pencitraan untuk memulihkan teks yang terhapus dari manuskrip di St Catherine. Terobosan Kessel ini disebut sebagai saksi tekstual keempat.

Phys.org mencatat bahasa Yunani asli dari Matius pasal 12 berbunyi; Pada waktu itu Yesus pergi ke ladang gandum pada hari Sabat, dan murid-muridnya menjadi lapar dan mulai memetik bulir-bulir dan memakannya.”

Terjemahan dari Bahasa Syria yang baru berbunyi; mulai memetik bulir-bulir bijian, menggosokannya ke tangan mereka, dan memakannya.

Claudia Rapp, direktur Institut Penelitian Abad Pertengahan di Austrian Academy of Science, memuji temuan Kessel. “Kessel telah membuat penemuan hebat berkat pengetahuannya tentang teks-teks Syria kuno dan karakteristik aksara,” kata Rapp.

Penemuan ini, menurut Rapp, menunjukan betapa produktif dan penting interaksi antara teknologi digital modern dan penelitian dasar ketika berhadapan dengan manuskrip abad pertengahan.

Exit mobile version