NEW DELHI-Sebanyak 24 orang Jamaah Tabliq yang tinggal di Markaz dinyatakan positif terinfeksi virus corona (Covid-19), sementara itu tujuh orang jamaah lainnya telah meninggal dunia. Hal itu disampaikan Menteri Kesehatan Satyender Jain
Markaz Nizamuddin, merupakan markas besar Jamaah Tabligh di Kota New Delhi. Markas itu didirikan pada tahun 1926. Dalam markas itu terdapat jamaah sekitar 2.000 orang,
Pemerintah India membuat keputusuan untuk menuntut pidana pada kelompok ini dengn dasar mereka telah melanggar melanggar kebijakan lockdown dan tidak menjaga jarak fisik (social distancing), seperti dikutip Al Jazeera.
Baca juga: Ada 731 WNI Jamaah Tabliq Terjebak di Lockdown India
Tindakan selanjutnya adalah Pemerintah India menutup Markaz besar tersebut.
“Orang-orang dari berbagai negara terus mengunjungi pusat Tablighi, di sebuah gedung berlantai lima di pusat kota New Delhi meskipun ada larangan dari pemerintah. Sepertinya protokol sosial jarak dan karantina tidak dipraktikkan di sini,” kata pejabat Pemerintah kota dalam pernyataannya, seperti dilansir Reuters, Rabu, (1/4/2020).
Kemudian ada pula penyataan yang menggambarkan bahwa kelalaian para pimpinan jamaah merupakan tindak kriminal.
Baca juga: Baca juga: India Lockdown Tiga Pekan Untuk Lindungi 1,3 Miliar Penduduknya
“Para pengurus Jamaah telah melanggar kondisi ini dan beberapa kasus pasien positif corona telah ditemukan. Dengan tindakan kelalaian ini banyak nyawa telah terancam. Ini adalah tindakan kriminal,” tambah pernyataan tersebut.
Paska pertemuan jamaah Tabliq bulan Maret lalu, pihak berwenang terus melacak pergerakan anggota Jamaah Tabligh yang diduga terpapar wabah Covid-19. Pertemuan itu sendiri dihadiri lebih dari 20 negara diluar India.
Baca juga: Lima WNI Jamaah Tabliq Terancam Pidana Karena Langgar Lockdown
Media lokal India mengatakan banyaknya jamaah tabliq yang datang dari Malaysia, Indonesia, Thailand, Nepal, Myanmar, Kyrgyzstan dan Arab Saudi yang datang ke tempat tersebut.
Musharraf Ali, salah satu pengurus pusat Tablighi di Delhi mengatakan bahwa mereka tak bisa menolak kedatangan jamaah tabliq yang terus berdatangan ke tempatnya.
“Dalam keadaan yang memaksa seperti itu, tidak ada pilihan. Kami hanya mengakomodasi para pengunjung yang terdampar dan memerlukan pemeriksaan medis hingga kondisi kembali kondusif. Kami meminta pengaturan dari pihak berwenang,” kata Tablighi dalam pernyataannya.
Pihaknya juga telah meminta bantuan polisi dan pemerintah kota terutama otorita kesehatan untuk berurusan dengan kehadiran orang-orang itu dimasa diberlakukannya kebijakan lockdown yang membuat segalanya semakin sulit.
(tvl0