Jernih.co

Indonesia Masuk Tiga Besar Negara Rawan Covid-19 Di Asia Pasifik

JAKARTA-Sebuah organisasi nirlaba Deep Knowledge Group memasukkan nama Indonesia ke dalam 3 negara paling tidak aman wabah Covid-19 di kawasan Asia-Pasifik.

Dalam daftar yang dibuat Deep Knowledge Group (DKG), menempatkan Indonesia diurutan ke 19, sementara nomer 20 ditempati Philipina dan Bangladesh di nomer urut 18

Deep Knowledge Group merupakan sebuah konsorsium organisasi komersial dan nirlaba yang aktif di banyak bidang di DeepTech dan Teknologi Frontier. Organisasi ini melakukan penelitian ilmiah hingga investasi, kewirausahaan, analitik, media, dan filantropi.

Baca juga: Para Ahli Barat Curiga Kasus Covid-19 di Indonesia Banyak Tak Terdeteksi

Di laman DKG yang terbit hari Senin (20/4/2020) mereka membuat tiga kelompok rangking kerawanan terhadap penyebaran Covid-19 pada negara-negara di Asia Pasifik, yakni:

High level safety rangking terdapat nama negara Korea Utara (1), Australia (2), China (3), Selandia Baru (4), Taiwan (5), Singapura (6), Jepang (7) dan Hongkong (8).

Mid level Safety rangking terdapat nama negara Vietnam (9), Thailand (10), Malaysia (11) dan India (12).

Baca juga: Para Ahli Sarankan Pakai Masker dan Social Distancing Hingga Tahun Depan

Low level safety rangking terdapat nama Myanmar (13), Kamboja(14), Sri Lanka (15), Nepal (16), Laos (17), Bangladesh (18), Indonesia (19), Philipina (20).

DKG juga membuat daftar negara paling beresiko penyebaran Covid-19 untuk tingkat dunia dimana urutannya sebagai berikut.

Italia (1), Amerika Serikat (2), Inggris (3), Spanyol (4), Prancis (5), Swedia (6). Iran (7), Equador (8) dan Philipina (9), Romania (10), Nigeria (110, Rusia (12), Bangladesh (13), Meksiko (14), India (15), Sri Lanka (16), Indonesia (17), Myanmar (18), Kamboja (19), Laos (20).

Baca juga: Ternyata Disuruh Pakai Masker Bisa Pancing Kemarahan, Ini Buktinya

Dalam menentukan ranking negara mempunyai kerawanan tinggi, DKG menggunakan empat kerangka metodologi variable, yakni risiko penyebaran infeksi, manajemen pemerintah, efisiensi pelayanan kesehatan dan risiko spesifik regional.

Data Universitas Johns Hopkins, virus corona sejauh ini telah menyebabkan 165.083 kematian dan menjangkiti 2.407.600 orang secara global.

(tvl)

Exit mobile version