Site icon Jernih.co

Inggris Jebloskan Mantan Miss Hitler ke Penjara

West Midlands — Alice Cutter, wanita usia 24 tahun mantan peserta kontes Miss Hitler, dijatuhi hukuman penjara tiga tahun akibat menjadi National Action — anggota sayap kanan ekstrem neo-Nazi.

Pengadilan West Midlands juga menjatuhkan hukuman kepada Mark Jones, pasangan Alice, dan dua anggota National Action lainnya; Garry Jack dan Connor Scothern.

Sidang empat anggota National Action dimulai sejak Maret lalu. Mereka menjadi anggota kelompok sayap kanan pertama yang diadili sejak National Action dinyatakan dilarang sesuai undang-undang antiteror Inggrus yang disahkan Desember 2016.

Kementerian Dalam Negeri Inggris menyebut National sebagai kelompok rasis ekstrem, antisemit, dan homofobik.

Kepolisian West Midlands mengatakan keempatnya bertemu secara teratur, untuk berbagi ideologi ekstrem dan menghadiri demonstrasi.

Ketika National Action dilarang, anggota kelompok mengadakan pertemuan rahasia untuk membahas ambisi mereka mengobarkan perang ras, merekrut orang-orang muda ke dalam kelompok, dan mengajak Holocaust untuk memuliakan Adolf Hitler.

Alice Cutter dijatuhi hukuman tiga tahun, dan Mark Jones lima setengah tahun. Jack akan mendekam di penjara selama empat setengah tahun, dan Scothern 18 bulan.

Sebelum keempatnya, Juli 2019 pengadilan memvonis Daniel Ward tiga tahun penjara untuk kasus serupa.

Alice Cutter, yang mengikuti kompetisi kecantikan Miss Hitler, membantah menjadi anggota kelompok. Menurutnya, ia hanya menghadiri rapat umum dan berdiri di bawah spanduk bertuliskan Hitler Benar.

Dalam kompetisi Miss Hitler, Alice Cutter mendapat julukan Miss Buchenwald — mengacu pada kamp kematian Nazi.

Hakim Paul Farrer OC mengatakan meski tidak memengang peran organisasi atau kepemimpinan dalam kelompok, Alice Cutter adalah orang kepercayaan salah satu pemimpin kelompok, serta berada dalam hubungan berkomitmen dengan Jones.

Farret mencatat Jones memiliki peran penting dalam kelanjutan organisasi pasca pelarangan. Pengadilan juga mendengar keempatnya sempat menolak menjadi anggota National Action, tapi menghadiri pertemuan pasca pelarangan tahun 2017.

Kepala Detektif Superintenden Kenny Bell, kepala Unit Penanggulangan Terorisme Weset Midlands, mengatakan pihak berwenang melihat peningkatan signifikan National Action, dan merujuknya ke program Prevent anti-Terorism.

Max Hill OC, jaksa penuntut umum, mengatakan anggota National Action adalah ‘diehard’ yang mengenang masa-masa Holocaust, anti-Semit, dan Republik Ketiga.

Exit mobile version