- Tidak ada yang berhak menuduh Iran terlibat dalam serangan Salam Rushdie.
- Barat mengecam tindakan penyerangan, tapi memuliakan penghinaan terhadap Islam.
JERNIH — Ayatollah Khomeini pernah mengeluarkan fatwa mati bagi Salman Rushdie, penghina Rasulullah Muhammad SAW dalam buku Ayat Ayat Setan, tapi pemerintah Iran menolak terlibat dalam penyerangan novelis kelahiran India itu.
“Tidak ada yang berhak menuduh Iran terlibat dalam serangan terhadap Salman Rushdie,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani.
“Kami tidak pantas disalahkan dan dituduh, kecuali pelaku dan para pendukungnya,” lanjut Kanaani seperti dikutip Arab News.
Rushdie, kini berusia 75 tahun, ditikam berkali-kali saat hendak berpidato di sebuah acara di New York. Penulis berkewarga-negaraan Inggris AS itu mengalami kerusakan hati, saraf putus, dan kemungkinan akan kehilangan satu mata.
Hadi Matar, penyerang Rushdie, adalah pemuda kelahiran Lebanon berusia 24 tahun. Kepada pengacaranya, Matar mengatakan tidak bisa dipersalahkan atas serangan itu.
Rushdie bersembunyi selama 30 tahun setelah Ayatollah Khomeini mengeluarkan fatwa mati untuk dirinya. Pemerintah Iran mencabut fatwa itu, tapi sebuah yayasan menjanjikan hadian 3 juta dolar AS kepada siapa pun yang membunuh Rushdie.
Kanaani mengatakan Iran tidak memiliki informasi apa pun kecuali yang dilaporkan media AS. Namun Kanaani mengatakan kebebasan berbicara tdiak membenarkan tindakan penghinaan Rushdie terhadap agama.
“Barat mengutuk tindakan penyerangan terhadap Rushdie, tapi memuliakan penghinaan terhadap Islam. Itu adalah sikap kontradiktif,” kata Kanaani.