Site icon Jernih.co

Iran Eksekusi Mati Jurnalis Ruhollah Zam

“Iran terus memenjarakan, menyiksa, dan mengeksekusi individu atas tuduhan yang dibuat-buat terkait dengan protes di masa lalu, yang menunjukkan betapa takutnya Republik Islam terhadap gerakan-gerakan itu

JERNIH– Jurnalis ‘pemberontak’ Iran Ruhollah Zam, yang dihukum pemerintah Iran karena mengobarkan kekerasan selama protes anti-pemerintah 2017, dieksekusi  hari ini, Sabtu (12/12). Kantor berita semi-resmi Nour melaporkan hal itu.

Zam adalah seorang jurnalis yang menjalankan situs berita Amadnews di aplikasi pengiriman pesan populer Telegram, dengan lebih dari satu juta pengikut. Penyiar yang juga pegawai pemerintah, Seda va Sima, mengatakan hari ini, “Zam, direktur jaringan kontra-revolusioner Amadnews, digantung pagi ini.”

Mahkamah Agung Iran pada Selasa lalu menguatkan hukuman mati Zam, yang ditangkap pada 2019 setelah bertahun-tahun diasingkan. Korps Pengawal Revolusi Islam Iran mengklaim telah menangkap Zam di Irak, dalam “operasi yang canggih dan profesional”. Tetapi sumber di pemerintah Irak kemudian membantah narasi tersebut.

Pada Juni lalu pengadilan menjatuhkan hukuman mati kepada Zam, dengan mengatakan dia telah dihukum karena “korupsi”,  tuduhan yang sering digunakan dalam kasus-kasus yang melibatkan spionase atau upaya untuk menggulingkan pemerintah Iran.

Situs web Zam dan grup Telegram-nya telah menyebarkan kapan waktu-waktu digelarnya demonstrasi, dan informasi memalukan tentang pejabat, yang secara langsung menantang otoritas Republik Islam Iran. Demonstrasi tersebut, yang dimulai pada akhir 2017, merupakan tantangan terbesar bagi Teheran sejak protes Gerakan Hijau 2009 dan memicu kerusuhan massal serupa pada November tahun lalu.

Reporters Without Borders (RSF) menyuarakan “kemarahan” atas eksekusi Zam. “RSF marah atas kejahatan terhadap keadilan di Iran ini,”cuit RSF, seraya menambahkan bahwa mereka melihat Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei sebagai “dalang eksekusi ini.”

Eksekusi Zam juga memicu seruan bagi Iran untuk menghapus hukuman mati, dengan para pengkritik menyoroti penggunaan kekuasaan di Iran untuk melakukan penindasan. “Eksekusi keji lainnya di #Iran, menghukum Rohollah Zam karena menggunakan haknya untuk mengekspresikan dirinya secara bebas. Hapus hukuman mati, di Iran dan di seluruh dunia, ”tulis Sekretaris Jenderal Komisi Ahli Hukum Internasional Sam Zarifi di Twitter.

Iran baru-baru ini menuai kritik internasional karena mengeksekusi Navid Afkari, seorang pegulat yang ditangkap selama protes anti-pemerintah 2018. “Iran terus memenjarakan, menyiksa, dan mengeksekusi individu atas tuduhan yang dibuat-buat terkait dengan protes di masa lalu, yang menunjukkan betapa takutnya Republik Islam terhadap gerakan-gerakan itu sebenarnya,” kata Behnam Ben Taleblu, seorang rekan senior di Foundation for Defense of Democracies (FDD), kepada Al Arabiya English. [Reuters/Al-Arabiya]

Exit mobile version