- Kepala Staf Israel mengisyarakatkan kemungkinan itu dengan mengatakan konflik dengan Lebanon lebih tinggi dibanding di masa lalu.
- Hizbullah tahu laporan intelejen itu, dan bertekad menyambut serangan Israel.
JERNIH — PM Israel Benjamin Netanyahu dikabarkan sedang mempersiapkan invasi besar-besaran ke Lebanon untuk menghadapi Hizbullah.
Mengutip sumber intelejen salah satu negara Arab, lembaga penyiaran Lebanon (LBCI) Sabtu 27 Januari memberitakan Hizbullah telah mengetahui rencana Israel dan melakukan persiapan yang diperlukan.
Israel akan memaksa Hizbullah mematuhi Resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB 1701, yang memfasilitasi zona demiliterisasi di sepanjang perbatasan Israel-Lebanon.
Serangan roket Hizbullah meningkat dalam beberapa pekan terakhir setelah serangan Israel menewaskan Saleh al-Arouri, salah satu pimpinan Hamas.
Sebelumnya, Kepala Staf Israel Letjen Herzi Halevi mengatakan kemungkinan konflik dengan Beirut jauh lebih tinggi dibanding masa lalu. Israel, katanya, berada dalam kondisi meningkatkan kesiapan untuk serangan lintas batas.
Menlu Lebanon Abdallah Bou Habib mengatakan keterlibatan negara-ngara lain dalam pertempuran Israel-Hamas tidak dapat diterima, namun perang melawan Lebanon tidak akan menjadi piknik bagi Israel.
Hassan Ezzedine, anggota parlemen Lebanon dari Hizbullah, mengatakan militan akan melawan dua kali lebih keras untuk memukul Israel.
Awal bulan ini Menlu AS Antony Blinken melakukan perjalanan ke Timur Tengah untuk mencoba perang besar Israel-Hizbullah.
The Washington Post menulis para pejabat AS khawatir PM Netanyahu menyerang Lebanon di tengah kegagalan pasukannya mencegah serangan Hamas 7 Oktober.
Laporan itu menyebutkan Israel akan sulit untuk berhasil, bahkan mungkin gagal, berperang di dua front; melawan Hamas dan Hizbullah