- Israel mengisolasi Desa Abud, dengan menutup satu-satunya jalan desa.
- Masih ada jalan lain, yaitu jalan tanah di samping tembok pengaman pemukim Yahudi.
- Jika penduduk melewati jalan ini, pemukim Yahudi melempari dengan batu.
JERNIH — Israel meningkatkan kebijakan opresifnya di Tepi Barat dengan menindas umat Kristen Palestina.
“Hidup kami, seperti semua warga Palestina, menjadi mimpi buruk akiabt tindakan Israel sejak 7 Oktober,” kata Pastor Talat Avad dari Gereja Perawan Maria di Desa Abud di sebelah barat Ramallah, kepada Anadolu Agency.
Pintu masuk ke jalan desa ditutup setelah Israel membobardir Gaza, memaksa umat Kristen bergantung pada jalan tanah untuk transportasi dari dan ke luar desa.
“Kami sangat menderita akibat penutupan pintu desa dan penggeledahan terus-menerus di pos pemeriksaan,” kata Pastor Avad. “Kami membuang banyak waktu akibat perlakuan Israel. Pintu masuk desa ditutup dengan gerbang besi. Kami tidak bisa mendekati gerbang karena takut ditembak tentara Israel di pos pemeriksaan.”
Pastor Avad melanjutkan; “Kami tidak pernah merasakan penindasan seperti ini.”
Jalan tanah di kini digunakan penduduk Desa Abud membentang di sepanjang tembok Israel yang dibangun untuk melindungi permukiman Yahudi. Penggunaan jalan itu menimbulkan risiko signifikan dan meningkatkan ketegangan di antara penggunanya.
Meski tidak layak, jalan itu dilewati kendaraan truk dan bus. Akibatnya, jalan berlubang dan dipenuhi bebatuan. Pastor Avad mengatakan ada potensi bahaya lain, yaitu pemukim Yahudi melempari kendaraan warga Palestina yang melintas.
“Hanya Tuhan yang tahu. Hari ini mereka melempari kendaraan dengan batu, besok mereka mungkin memberondong kami degnan senjata yang disediakan meterinya,” kata Pastor Avad. “Penderitaan rakyat Palestina tiada bandingnya.”
Tertua di Dunia
Yang bisa dilakukan umat Kristen adalah berdoa untuk perdamaian. “Kami tidak memiliki niat buruk kepada siapa pun, bahkan kepada Israel yang memandang rendah apa yang kami lakukan,” kata Pastor Avad.
Gereja Perawan Maria di Desa Abud adalah salah satu yang tertua di dunia. Selama 1.700 tahun terus-menerus umat Kristen beribadah di sini.
Desa Abud saat ini adalah rumah bagi 2.300 warga Palestina, setengahnya beragama Kristen. “Di sini, Muslim dan Kristen hidup berdampingan selama berabad-abad tanpa memandang etnis,” kata Pastor Avad.