Site icon Jernih.co

Israel Menghancurkan Situs-situs Umayyah di Bawah Al-Aqsa dalam Upaya ‘Yudaisasi’

Militer Israel tengah menjaga kawasan Al Aqsa (Foto: Getty)

JERNIH – Penggalian yang dilakukan otoritas Israel di bawah Masjid Al-Aqsa di Yerusalem dengan sengaja menghancurkan situs warisan Islam dalam upaya untuk memperkuat klaim Israel atas wilayah tersebut,

Kegubernuran Yerusalem Palestina Minggu (31/8/2025) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa video yang bocor telah menunjukkan penggalian dan operasi pembongkaran yang dilakukan oleh pendudukan Israel di bawah Masjid Al-Aqsa yang diberkahi.

Pernyataan itu menambahkan bahwa penggalian tersebut sengaja menargetkan monumen-monumen Islam yang berasal dari periode Umayyah (661-750 M), yang merupakan bukti hidup dan bukti konklusif hak umat Islam atas tempat tersebut.

“Otoritas pendudukan berupaya menghancurkan situs-situs arkeologi Islam ini dengan tujuan menghapus identitas historis Masjid Al-Aqsa dan memutarbalikkan fakta demi narasi Bait Suci yang dituduhkan,” tambahnya, merujuk pada upaya pembangunan kuil Yahudi di lokasi masjid tersebut.

Kompleks Masjid Al-Aqsa dianggap sebagai salah satu tempat tersuci dalam Islam. Gubernur mendesak masyarakat internasional, PBB, dan UNESCO untuk campur tangan guna menghentikan penggalian yang berlangsung di situs Warisan Dunia UNESCO.

Awal bulan ini, situs saudara berbahasa Arab The New Arab , Al-Araby Al-Jadeed , melaporkan bahwa Israel telah meningkatkan penggalian terowongan di bawah Al-Aqsa, termasuk terowongan sepanjang sekitar 550 meter yang melintasi situs arkeologi Islam, Kanaan, dan Romawi.

Fakhri Abu Diab, anggota Dewan Pembina Masjid Al-Aqsa, mengatakan kepada  Al-Araby Al-Jadeed bahwa akses ke situs-situs tersebut sangat terbatas hanya untuk pegawai Kementerian Purbakala Israel. Ia menambahkan telah mencoba masuk ke salah satu situs, tetapi ditolak oleh polisi Israel yang mengambil foto kartu identitasnya. Abu Diab mengatakan bahwa terowongan tersebut secara langsung mengancam fondasi sisi barat daya masjid.

Dalam komentar terpisah, mantan Mufti Besar Yerusalem dan kepala Dewan Islam Tertinggi kota saat ini, Sheikh Ekrima Sabri, mengatakan bahwa situs-situs yang dipromosikan oleh Israel sebagai “wilayah Yahudi” bawah tanah sebenarnya adalah saluran-saluran tua yang digunakan untuk menampung air di masjid dan rumah-rumah di sekitarnya.

Pihak berwenang Israel menguras saluran tersebut dan memperluasnya, membuatnya tampak seperti jaringan terowongan bawah tanah yang saling terhubung, kata Sabri.

Exit mobile version