Site icon Jernih.co

Israel ‘Merengek’ Minta Intervensi AS terkait Peningkatan Kekuatan Militer Mesir di Sinai

Militer Mesir bersiaga di perbatasan dengan Israel (Foto: Getty Images)

Beberapa laporan mengenai pengerahan militer Mesir di Sinai telah muncul sejak Israel melancarkan serangan militer baru terhadap Kota Gaza, yang menurut militer Israel telah memaksa 500.000 warga Palestina mengungsi dari kota tersebut.

JERNIH – Israel secara resmi meminta pemerintahan Trump untuk menghentikan Mesir membangun pasukan militernya di wilayah Sinai, karena ketegangan antara kedua negara meningkat akibat perang Israel yang berkelanjutan di Gaza.

Mengutip Axios, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyerahkan kepada Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio daftar kegiatan Mesir yang berkaitan dengan peningkatan keuatan diperbatasan. Laporan Netanyahu itu termasuk kegiatan memperpanjangan landasan pacu di pangkalan udara Sinai dan pembangunan bunker bawah tanah.

Laporan itu menambahkan bahwa Mesir tidak memberikan apa yang mereka katakan sebagai penjelasan yang masuk akal mengenai penumpukan kekuatan tersebut ketika Israel menanyakannya melalui saluran diplomatik dan militer. Seorang sumber Israel mengatakan: “Apa yang dilakukan orang Mesir di Sinai sangat serius dan kami sangat prihatin.”

Laporan di Haaretz juga menyatakan bahwa Netanyahu mengajukan permintaan tersebut kepada pemerintahan Trump melalui sumber Mesir, yang mengklarifikasi bahwa “Mesir tidak memiliki niat ofensif apa pun, dan memandang perdamaian dengan Israel sebagai sesuatu yang strategis”.

Kekhawatiran utamanya adalah warga Palestina yang terusir secara paksa akan pindah ke wilayah Mesir. Sumber-sumber Mesir dan diplomatik juga mengatakan kepada Haaretz bahwa mereka mencurigai Netanyahu ingin secara paksa memindahkan warga Palestina dari Gaza ke Sinai, sesuatu yang telah berulang kali ditegaskan Mesir sebagai garis merah dan mereka tidak akan menerimanya dalam kondisi apa pun.

Beberapa laporan mengenai pengerahan militer Mesir di Sinai telah muncul sejak Israel melancarkan serangan militer baru terhadap Kota Gaza, yang menurut militer Israel telah memaksa 500.000 warga Palestina mengungsi dari kota tersebut.

Anggota pemerintah Israel telah mendorong pemindahan paksa warga Palestina dari Gaza ke Mesir, serta Yordania. Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Itamar Ben-Gvir sering menggembar-gemborkan “migrasi sukarela” bagi penduduk Gaza, dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich menyerukan aneksasi Gaza.

Media Israel sebelumnya mengutip Netanyahu yang mengusulkan pembukaan perlintasan perbatasan Rafah untuk memaksa warga Palestina masuk ke Sinai, dalam komentar yang disampaikan kepada saluran telegram berbahasa Ibrani.

Israel telah mengeluh kepada AS bahwa pengerahan militer Mesir ke Sinai, yang diduga berjumlah 40.000 tentara, melanggar perjanjian damai yang dicapai kedua belah pihak pada 1979. Namun, Israel sendiri telah melanggar perjanjian damai dengan menduduki Koridor Philadelphia, yang menandai perbatasan Mesir-Gaza setelah Israel menginvasi Rafah pada tahun 2024.

Serangan Israel terhadap para pemimpin Hamas di ibu kota Qatar, Doha, telah mengobarkan ketegangan regional, yang memicu reaksi keras terhadap Tel Aviv dari negara-negara regional, termasuk Mesir.

Exit mobile version