- Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) makin tua, dan perlu pengganti.
- Swasta diundang untuk berkontribusi menjadikan luar angkasa sebagai ladang bisnis, bukan sekedar penelitian.
- Cina dan Rusia diharapkan meramaikan kompetisi bisnis luar angkasa.
JERNIH — Jeff Bezos, bos Blue Origin, berencana membangun taman bisnis di luar angkasa. Orbital Assembly Corporation (OAC) mengusulkan Stasiun Voyager yang berputar sebagai hotel luar angkasa masa depan.
Dua inovasi bisnis luar angkasa itu dipastikan akan membuat luar angkasa makin ramai dalam beberapa dekade ke depan. Perjalanan ke luar angkasa menjadi lebih sering, dengan semua orang yang punya duit bisa melakukannya.
Tanggung Jawab Swasta
Sejak Yuri Gagarin menjadi manusia pertama yang mengorbit Bumi sendirian pada 12 April 1961, 600 orang telah pergi ke luar angkasa. Dari jumlah itu, 250 orang mengunjungi Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Namun, ISS mulai tua. AS dan Rusia ingin stasiun itu diganti. Badan Antariksa AS (NASA) mencari sektor swasta untuk mengambil alih tanggung jawab menjaga kehadiran manusia di orbit rendah Bumi.
Dari sini muncul sejumlah konsep ruang angkasa komersil masa depan. Jeff Bezos, misalnya, mengajukan usul taman bisnis luar angkasa yang disebut Orbital Reef.
Orbital Reef dapat beroperasi tahun 2027, dan mampu menampung sampai sepuluh orang; pengguna komersil dan pemerintah, sebagai tempat eksperimen, pariwisata, bahkan menjadi gedung bioskop.
Orbital Assembly Corporation (OAC) mengusulkan Stasiun Voyager yang berputar, yang akan menjadi hotel luar angkasa super mewah yang dapat menampung 400 orang.
Stasiun Voyager dilengkapi pod untuk peneliti dan ilmuwan, yang bisa dilakukan sambil menghasilkan gravitasi buatan. Namun tidak disebutkan kapan hotel mewah ini mulai beroperasi.
Usulan lain yang tak kalah menarik adalah laboratorium terapung, dihubungkan oleh lubang palka, versi berbagai pesawat ruang angkasa — salah satunya Cygnus milik Northup Grumman.
ISS Semakin Tua
Manusia pertama tiba di ISS dua puluh satu tahun lalu. Sejak itu, ISS ditempati manusia secara permanen. Namun, struktur ISS hanya bertahan 15 tahun.
Kendati mengalami perbaikan konstan dan penambahan baru, struktur inti ISS mengalami penuaan hebat dan terus memburuk. Tidak ada yang bisa dilakukan selain meninggalkan stasiun, dan menggantinya dengan yang baru
NASA segera bertindak, dengan menyisihkan 415,6 juta dolar AS, atau Rp 5,9 triliun, untuk membiayai penelitian awal, desain, dan analis komersial stasiun ruang angkasa swasta.
Uang sebanyak itu disalurkan ke perusahaan swasta yang tertarik pada bisnis ruang angkasa; Blue Origin, Lockheed Martin, Northup Grumman.
Lockheed Martin dikabarkan telah mengajukan rancangan stasiun luar angkasa yang diberi nama Starlab. Blue Origin tidak hanya mengajukan Orbital Reef, tapi juga Nanoracks. Northup Grumman mengajukan Cygnus.
Ketiganya berharap dapat beroperasi pada pertengahan abad ini, dengan NASA sebagai pelanggan pertama. Namun, sebagian besar dana pembangunan berasal dari sumber komersil.
Ketiganya akan bergabungdengan stasiun luar angkasa Axiom, yang mulai beroperasi sebagai modul komersial ISS pertama. Pada saat bersamaan, stasiun luar angkasa Cina dan Ruisa juga bersaing dalam bisnis luar angkasa.