- Mereka yang selamat dari pengeboman secepatnya melarikan diri karena junta militer mengirim drone.
- Saat pengeboman terjadi tidak ada pertempuran darat yang memaksa pasukan junta meminta bantuan.
JERNIH — Jet tempur junta militer Myanmar, Senin 3 Juni, mengebom pesta pernikahan di Kotapraja Mingin, Wilayah Sagaing, 27 tewas — termasuk tiga anak-anak.
Irrawaddy, mengutip penduduk Mingin dan Pasukan Pertahanan Rakyat Kani (PDF), jet tempur junta militer terbang di atas Desa Mataw, sebelah timur Mingin, sekitar pukul 08:20 pagi, menjatuhkan tiga bom seberat 500 pon di sebuah rumah yang sedang menggelar pesta pernikahan.
Selain 27 tewas, 30 lainnya luka-luka, menjadikan serangan udara ini paling mematikan sepanjang 2024. Warga sipil terluka dirawat petugas medis kelompok PDF di lokasi rahasia karena alasan keamanan.
Jet tempur junta militer Myanmar lepas landas dari Pangkalan Udara Magwe. Serangan terhadap desa itu menjadi aneh, karena tidak ada pertempuran di Mingin, tepatnya di Desa Mataw.
Desa Mataw tidak terlalu besar, dengan 200 rumah dan jumlah penduduk lebih 800 orang. Namun, Mingin dalah benteng perlawanan PDF.
Sejak kudeta militer Februari 2021, sebagian besar pemuda Mingin bergabung dengan kelompok revolusioner yang berjuang membasmi kediktatoran militer. PDF mengambil alih kekuasaan lokal, terutama di daerah pedesaan di wilayah itu.
Junta militer merespon dengan mengebom dan menembaki kamp pasukan perlawanan rumah penduduk. Desa-desa di sekujur Mingin tak luput dari serangan junta militer.
Penduduk Mataw yang selamat meninggalkan desa saat operasi penyelamatan sedang berlangsung. Saat itu, junta militer melanjutkan serangan menggunakan pesawat tak berawak.