Site icon Jernih.co

Jumlah Miliarder Global Capai Rekor, Hampir 2.900 Orang Termasuk Pemilik Mixue Ice Cream

Pendiri Mixue Ice Cream Zhang Hongchao (Foto: NExpress)

JERNIH – Jurang kekayaan global semakin melebar. Sebuah laporan terbaru yang dirilis raksasa perbankan Swiss, UBS, mengungkap, populasi miliarder dunia mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah. Kenaikan tajam valuasi teknologi, bull market global, dan gelombang transfer warisan kekayaan mendorong para konglomerat menguasai harta yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Laporan “Billionaire Ambitions” UBS 2025 menunjukkan bahwa jumlah miliarder meningkat tajam menjadi sekitar 2.900 orang dari sekitar 2.700 pada tahun lalu. Total kekayaannya melonjak drastis hingga $15,8 triliun (sekitar Rp257 Kuadriliun), naik dari $14 triliun tahun sebelumnya.

Kenaikan ini menjadi salah satu lonjakan akumulasi kekayaan tahunan paling curam sejak UBS memulai pelacakan satu dekade lalu. Lonjakan ini didorong oleh penciptaan 287 miliarder baru—rekor tertinggi kedua setelah tahun 2021.

“Kami telah melihat akselerasi pertumbuhan miliarder, dan ini datang dari semua area,” kata John Mathews, Kepala Manajemen Kekayaan Swasta UBS di AS, menyoroti kekayaan baru yang muncul dari kewirausahaan dan warisan.

Teknologi, Pasar, dan ‘Transfer Kekayaan Akbar’

Kenaikan pasar saham yang kuat hingga awal April 2025 menjadi mesin utama yang mendongkrak kekayaan, bahkan berhasil mengatasi turbulensi sesaat yang dipicu pengumuman tarif Presiden AS Donald Trump.

Beberapa nama yang mencuat sebagai miliarder baru tahun ini antara lain di antaranya, Ben Lamm, pendiri Colossal Biosciences (Teknologi), Michael Dorrell, co-founder Stonepeak Partners (Investasi), Kakak beradik Zhang dari Mixue Ice Cream and Tea (F&B Global) serta Justin Sun, pengusaha Crypto

Namun, kewirausahaan bukan satu-satunya pendorong. UBS mencatat 91 miliarder baru mewarisi kekayaan mereka tahun ini, termasuk 15 ahli waris dari dua dinasti farmasi besar di Jerman.

Mathews menambahkan bahwa ‘Transfer Kekayaan Akbar’ (Great Wealth Transfer) kini mulai membuahkan hasil. Transfer historis ini diperkirakan melibatkan pergerakan aset sebesar $84 triliun hingga $124 triliun dari generasi Baby Boomers ke generasi muda dan organisasi amal selama dua dekade ke depan.

Kekuatan Global Elite yang Bergeser

Data ini sejalan dengan temuan firma intelijen kekayaan Altrata yang melaporkan populasi miliarder global mencapai 3.508 orang dengan total kekayaan $13,4 triliun. Amerika Serikat menampung sepertiga dari total miliarder dunia. Tiongkok tetap di posisi kedua dengan 321 miliarder, yang secara kolektif menguasai sekitar 10% dari kekayaan miliarder global.

Laporan UBS, yang juga didasarkan pada wawancara dengan 87 klien miliarder, mencatat adanya pergeseran pandangan investasi. Daya tarik Amerika Utara sebagai wilayah investasi jangka pendek turun drastis dari 81% menjadi 63%. Minat terhadap Eropa Barat, Tiongkok Raya, dan wilayah Asia-Pasifik yang lebih luas meningkat.

Kekhawatiran utama para miliarder Asia adalah tarif perdagangan, sementara miliarder AS lebih fokus pada inflasi dan geopolitik global di tahun mendatang.

Exit mobile version