- Prof Huang Jinghe dan timnya menyebut temuan mereka adalah berkah Tuhan.
- Antibodi baru disintesis dari komponen dua antibodi berbeda yang diproduksi sel kekebalan manusia.
- Kini, manusia selangkah lebih maju dari Sars-CoV-2 yang terus bermutasi.
JERNIH — Tim peneliti Cina mengklaim telah mengembangkan jenis antibodi baru yang dapat menetralkan Omicron, dan varian virus korona di masa depan.
Profesor Huang Jianghe dari Universitas Fudan di Shanghai, Selasa, 1 Februari, mengatakan penemuan mengejutkan ini akan menempatkan manusia selangkah lebih maju dalam perlombaan melawan pandemi.
Penemuan terjadi secara kebetulan karena peneliti sedang menyelidiki penyakit lain. South China Morning Post tidak menyebut penyakit yang sedang diselidiki peneliti.
Antibodi baru disintesis dari komponen dua antibodi berbeda yang diproduksi sel kekebalan manusia. Ketika digunakan dalam bentuk alaminya, antibodi sia-sia melawan varian Omicron dan Sars-CoV-2.
Ketika diberi sentuhan manusia, antibodi itu melanggar garis pertahanan Omicron. Prof Huang menyebut sentuhan manusia sebagai serangkaian gerakan kombo yang miri dengan video game Street Fighter.
Menggunakan pendekatan baru, tim Prof Huang — berkolaborasi dengan Pusat Penelitian Klinis Nasional untuk Penyakit Pernafasan di Guanghzou — mengembangkan delapan antibodi sangat kuat dalam waktu singkat.
“Hanya ada sedikit antibodi yang bisa mentralisir Omicron di dunia,” kata Prof Huang. “Saya merasa seperti diberi anugerah Tuhan.”
Tim Prof Huang melaporkan temuan mereka dalam sebuah makalah berjudul ‘Memerangi Varian Sars-CoV-2 Omicron dengan antibodi penetral non-Omicron.
Makalah diposting di situs web pracetak Biorxviv pada Senin 31 Januari, tapi belum ditinjau rekan sejawat.
“Ini penemuan baru dan sangat berarti,” kata Prof Wen Yumei, direktur Institut Mikroorganisme Patogen di Fudan, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.
Perawatan antibodi memainkan peran penting dalam perang melawan pandemi. Jutaan orang di AS diobati dengan obat antibodi monoklonal yang diproduksi Regeneron dan Eli Lilly.
Namun, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS mencabut izin darurat penggunaan obat-obatan itu bulan lalu karena tidak lagi bekerja melawan Omicron, varian sangat mudah menular dibanding varian lain.
Tim peneliti Fakulta Kedokteran Universitas Washington di Seattle melaorkan bahwa mereka menemukan antibodi untuk Omicron, tapi kandidat dengan potensi pengembangan obat tetap langka dibanding mereka yang berada di wabah sebelumnya.
Prof Huang mengatakan penemuan timnya mengejutkan karena teknologi antibodi bispesifik, mampu mengikat dua antigen, yang mereka gunakan tidak dikembangkan untuk Omicron tapi penyakit menular lain.
“Ini bekerja cukup baik, jadi kami mencobanya pada Covid-19,” katanya.
Menyatukan berbagai jenis antibodi alami tidak mudah, dan para peneltii melakukan berbagai kombinasi. Setelah banyak kegagalan, mereka memperoleh 10 antibodi buatan yang ukurannya 10 persen lebih besar dari antibodi khas alami.
Delapan antibodi dapat menyerang Omicron dan varian lainnya, dengan serangkaian gerakan sangat kompleks. Setelah melakukan kontak awal dengan protein lonjakan virus dengan salah satu ujungnya, antibodi menggunakan ujung lain untuk mengelus permukaan protein lonjakan, memperbesar area antarmuka sehingga lebih banyak antibodi yang dapat berikatan dengan virus.
“Komponen-komponen itu, meski berasal dari antibodi alami yang berbeda, memiliki peran kolaboratif dalam proses netralisasi,” kata Prof Huang dalam makalah itu.
Peneliti menguji antibodi pada varian Omicron hidup dengan mutasi baru untuk menghindari serangan kekebalan, hasilnya bekerja dengan baik.
Antibodi bispesifik juga dapat mentralkan strain Delta, sindrom pernafasan akut parah — kerabat jauh Sars-CoV-2 yang menghilang tahun 2003 — dan beberapa virus korona yang dibawa kelelawar.
Selama lebih dua tahun sains tertinggal di belakang virus karena perawatan tidak dapat mengimbngi mutasi baru. Menggunakan pendekatan baru, sangat mungkin mengatasi perubahan dengan tetap berpegang pada dasar-dasar sains.
Meski demikian masih ada ketakutan Omicron membuang semua ini ke tempat sampah. Prof Huang mengatakan metode mereka dapat mengubah antibodi alami menjadi gudang senjata untuk melawan pandemi.
Antibodi dapat diproduksi dengan metode standar.