Crispy

Kabur dari Cina, Investor Korea Lirik Pasar ASEAN

Seoul — Cina mulai ditinggalkan investor asing, dengan sejumlah perusahaan Korea Selatan (Korsel), Jerman, dan Jepang, mencari jalan keluar.

Korea Times melaporkan investor berencana pindah ke pasar Asia Tenggara, blok ekonomi berisi sepuluh negara dengan populasi milenial terbesar dan tenaga kerja murah.

Pesaing ASEAN adalah India. Di antara negara ASEAN, Indonesia dan Vietnam dipastikan akan bersaing menarik investor yang keluar dari Cina.

Memburuknya kondisi bisnis, dipicu ketegangan berkepanjangan AS-Cina, adalah alasan utama sejumlah perusahaan multinasional menarik diri. Alasan lain, meningkatnya biaya operasi.

Dalam survei 2019-2020 yang dirilis baru-baru ini, Kamar Dagang Jerman di Cina mengatakan 23 persen dari 526 perusahaan Jerman memutuskan menarik basis produksi, atau mempertimbangkannya.

Dari jumlah itu, 104 perusahaan Jerman mengatakan telah berencana meninggalkan Cina. Alasannya, prospek bisnis di Cina akan tetap suram akibat meningkatnya biaya operasi dan perang dagang AS-Cina.

Raksasa Korea; Samsung Electronics, Hyundai Motor, dan KIA Motors, juga ingin memindahkan semua atau sebagian bisnis mereka untuk mengurangi ketergantungan terhadap pasar Cina.

“Perang dagang Cina-AS mengganggu rantai nilai global,” kata Choi Byung-il, profesor Universitas Ehwa Womans. “Jika perusahaan besar mengurangi produksinya, atau meninggalkan Cina, pemasok mereka juga akan bangkrut.”

Samsung mungkin yang paling menderita. Tahun lalu, raksasa elektronik Korsel ini menutup pabrik utamanya di Tianjin. Juni 2019, Samsung menutup pabriknya di Huizhou.

Hyundai menangguhkan pengoperasian pabrik di Beijing sejak Mei 2019. KIA Motor, perusahaan afiliasinya, mengakhiri produksi di Jiangsu.

LG Electronics memindahkan semua pabrik lemari es untuk pasar AS dari Propinsi Zhejiang ke Korea. Alasan LG, pelambatan ekonomi dan kenaikan biaya operasi membuat produksi di Cina tidak kompetitif.

Di bisnis retail, Lotte Mart dan E-mart meninggalkan pasar Cina, setelah tak tahan bertahun-tahun mengalami kerugian. Langkah keduanya akan diikuti perusahaan Jerman dan Jepang.

Samsung lebih cepat bergerak, dengan membangun fasilitas manufaktur smartphone di New Delhi. Fasilitas ini adalah yang terbesar di dunia.

Hyundai akan membangun pabrik di Indonesia, dan diperkirakan menjadi pabrik mobil terbesar pertama di Asia Tenggara. Belum ada kabar setelah Hyundai, apakah ada perusahaan Korsel yang sudi berinvestasi di Indonesia.

Back to top button