Seperti diketahui, ROGR dibangun di tengah situasi kebutuhan oksigen mencapai 3.800 ton per hari di saat puncak pandemi, sementara kapasitas produksi hanya 1800 ton per hari. ROGR membantu pengadaan kebutuhan oksigen yang sedang kekurangan, terutama di ruang-ruang darurat seperti rumah sakit rujukan COVID-19, rumah sakit swasta, dll.
JERNIH– Seiring ditutupnya Rumah Oksigen Gotong Royong (ROGR), Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia menyerahkan peralatan dan perlengkapan pendukung kesehatan kepada Palang Merah Indonesia (PMI) senilai Rp 5,7 miliar.
Penyerahan bantuan dilakukan oleh Ketua Satgas KADIN Perang Melawan Pandemi, Joseph Pangalila kepada Sudirman Said yang mewakili PMI, disaksikan oleh Suryani S. Motik selaku Wakil Ketua Umum KADIN untuk Bidang Sosial dan Penanggulangan Bencana, Rabu (20/4) di Jakarta.
“Bantuan ini memperkuat keberlangsungan penanganan COVID-19 dan antisipasi krisis kesehatan dan bencana alam kedepan yang akan dikelola oleh PMI, serta bagian dari realisasi MoU Kadin dan PMI,”ujar Suryani Motik.
Pihaknya juga mengapresiasi semua pihak yang terlibat dalam pembangunan rumah oksigen. ROGR dibangun untuk mengurangi beban akan tingginya kebutuhan oksigen bagi warga terpapar COVID-19 pada masa puncak pandemi. KADIN menandatangani Surat Perjanjian Kerja Sama dengan hulu migas untuk misi kemanusiaan melalui bantuan isotank, tabung-tabung dan penyediaan oksigen. Demikian juga dengan partisipasi GoTo, Halodoc, PT Aneka Gas Industri Tbk (Samator Group), Master Steel, Tripatra Engineers and Constructors dan didukung oleh para donatur sebagai inisiatif gotong royong antara swasta dan pemerintah untuk menghadapi tantangan pandemi COVID-19 tahun 2021. Fasilitas ini dioperasikan atas kerja sama KADIN Indonesia dengan Puskes TNI.
“KADIN Indonesia mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga ROGR bisa terselenggara. Pengelolaan aset ROGR akan diteruskan kepada PMI. Semoga aset ini bermanfaat dan dapat menunjang misi kemanusiaan yang dilakukan PMI,” kata dia.
Seperti diketahui, ROGR dibangun di tengah situasi kebutuhan oksigen mencapai 3.800 ton per hari di saat puncak pandemi, sementara kapasitas produksi hanya 1800 ton per hari. ROGR membantu pengadaan kebutuhan oksigen yang sedang kekurangan, terutama di ruang-ruang darurat seperti rumah sakit rujukan COVID-19, rumah sakit swasta, dll.
ROGR telah mempermudah dan memastikan ketersediaan oksigen setiap saat bagi para penderita COVID-19 dengan gejala sedang, hingga lingkungan masyarakat yang mengalami eskalasi kasus.
“Dengan ditutupnya ROGR tidak berarti misi untuk kemanusiaan ini usai, tetapi akan tetap berlanjut. KADIN dan PMI telah bersepakat untuk bekerjasama dalam program-program kemanusiaan,”ujar Suryani. [rls]