Site icon Jernih.co

Kali Pertama Swedia Pilih Perempuan Jadi Perdana Menteri

JERNIH — Parlemen Swedia memilih Magdalena Andersson, pemimpin Partai Sosial Demokrat, sebagai perdana menteri wanita pertama.

Andersson, kini berusia 54 tahun, mengambil alih Partai Sosial Demokrat yang berkuasa awal bulan ini. Ia terpilih untuk menggantikan Stefan Lofwen, yang walk out saat pemungutan suara konfirmasi di parlemen, Rabu 24 November.

Sebanyak 117 anggota parlemen memilih Andersson. Lainnya, 174 menentang. Sisanya, 57 memilih abstein.

Di bawah sistem Swedia, kandidat perdana menteri tidak memerlukan dukungan mayoritas di parlemen tapi hanya perlu tidak memiliki mayoritas penentang.

Andersson, yang menjabat menteri keuangan Swedia, resmi mengambil alih kursi perdana menteri setelah pertemuan dengan Raja Carl XVI Gustav, Jumat pekan ini.

Kendata sekian lama menjadi negara yang memperjuangkan kesetaraan gender, Swedia tidak pernah memiliki peremuan sebagai perdana menteri.

Semua negara Nordik; Denmark, Norwegia, Finlandia, dan Islandia, melihat punya perempuan sebagai pemimpin.

Kesepakatan Partai Kiri

Penunjukan Andersson terjadi setelah dia mencapai kesepakatan menit terakhir dengan Partai Kiri, Selasa lalu. Andersson mengamankan dukungan kunci, dengan imbalan janji meningkatkan pensiun.

“Kami mencapai kesepakatan untuk memperkuat keuangan para pensiunan termiskin,” kata Andersson kepada penyiar SVT.

Noosi Dadgostar, pemimpin Partai Kiri, juga mengkonfirmasi kesepakatan itu. “Kami tidak akan memblokir Andersson,” katanya kepada Radio Swedia.

Sebelumnya, Andersson menerima dukungan dari Partai Hijau, mitra koalisi Sosial Demokrat di pemerintahan. Partai Tengah mengatakan tidak akan menghalanginya untuk mengambil kursi perdana menteri.

Namun pemimpin Partai Tengah Annie Loof mengatakan partainya tidak akan memilih ‘ya’ untuk anggaran yang diusulkan pemerintah alam pemungutan suara di parlemen hari Rabu.

Exit mobile version