Terdapat lebih dari 2.000 tempat penampungan, lebih dari 90 fasilitas yang meliputi rumah sakit dan pusat belajar yang lenyap dalam kebakaran yang terjadi pada Minggu (5/3/2023).
JERNIH – Lebih dari 12.000 jiwa pengungsi Muslim Rohingya kehilangan tempat tinggal hangus akibat kebakaran besar yang terjadi di Bangladesh. Kebakaran tersebut tepatnya terjadi di Cox’s Bazar, Bangladesh Tenggara.
Badan Pengungsi PBB (UNCHR) mengungkapkan, terdapat lebih dari 2.000 tempat penampungan, lebih dari 90 fasilitas yang meliputi rumah sakit dan pusat belajar yang lenyap dalam kebakaran yang terjadi pada Minggu (5/3/2023).
Komisaris Bantuan dan Repatriasi Pengungsi Mohammad Mizanur Rahman mengatakan bahwa saat ini, pemerintah Bangladesh sedang menyelidiki penyebab dari kebakaran tersebut. “Begitu kami mendapat laporan, akan jelas apakah itu tindakan sabotase atau bukan,” ungkap Rahman seperti dilansir dari Reuters, (7/3/2023).
Sementara itu, salah seorang penduduk Shafiur Rahman meminta kepada pihak yang berwenang agar mau menyediakan fasilitas yang lebih layak. “Rumah kami dibakar di Myanmar. Sekarang kami mengalami hal yang sama di sini,” katanya.
Permintaan lain juga datang dari Amnesty International agar pemerintah Bangladesh mau menyediakan akomodasi yang lebih aman untuk para pengungsi. Melihat kejahatan yang terus meningkat, sulitnya hidup, dan ketidakmungkinan kembali ke Myanmar membuat tidak sedikit pengungsi Rohingya yang pergi meninggalkan Bangladesh dan berpindah ke Indonesia/Malaysia menggunakan perahu dan mempertaruhkan nyawa. Menurut data PBB tahun lalu, ada sekitar 348 warga Rohingya yang tewas di laut saat meninggalkan Bangladesh.