Site icon Jernih.co

Kanada Bayar Kompensasi Korban Genosida Budaya Rp 444 Triliun

JERNIH — Pemerintah Kanada menyisihkan 31 miliar dolar untuk membayar kompensasi kepada anak-anak pribumi, atau First Nation, korban genosida budaya bertahun-tahun.

“Ketidak-adilan bersejarah membutuhkan reparasi bersejarah,” kata Patty Hajdu, menteri urusan First Nation, dalam pernyataan resmi, seperti dikutip Russia Today.

Antara 1874-1996 sedikitnya 150 ribu anak-anak pribumi diambil dari keluarga, dikirim ke sekolah asrama yang didanai negara, dan menderita kekurangan gizi dan menjadi sasaran pelecehan.

Sistem ini sering disebut genosida budaya, karena praktek asimilasi paksa untuk melucuti identitas budaya anak-anak First Nation. Perlakuan pemerintah Kanada terhadap anak-anak korban genosida budaya dikritik secara luas setelah temuan 11 ribu kuburan di sejumlah lokasi sekolah asrama.

Hajdu sadar tidak ada jumlah uang yang dapat membalikan kerugian anak-anak First Nation, atau mengembalikan tahun-tahun mereka yang hilang karena perpisahan paksa dengan komunitas dan budaya mereka.

Menurut Hajdu, pemerintah Kanada akan menawarkan 31 miliar dolar AS, atau 40 miliar dolar Kanada, sebagai kompensasi dan menutupi kerugian serta biaya reformasi jangka panjang. Tujuannya, agar anak-anak First Nation tidak pernah lagi menghadapi tragedi sistemik yang sama di masa depan.

Kebijakan ini mengikuti keputusan Pengadilan HAM Kanada tahun 2016, bahwa tingkat pendanaan negara untuk layanan anak dan keluarga First Nationl lebih rendah dari kelompok lain. Akibatnya, banyak anak-anak penduduk asli yang berakhir di panti asuhan.

Tahun 2019 pengadilan memerintahkan pemerintah federal Kanada membayar 40 ribu dolar Kanada, atau Rp 446 juta, kepada setiap anak First Nation yang terkena dampak.

Ottawa semua mengumumkan akan mengajukan banding atas keputusan ini, tapi ditangguhkan dan membahas masalah ini dengan berbagai badan yang mewakili masyarakat adat dan otoritas lokal.

Hajdu mencatat bahwa selama negosiasi, pemerintah Kanada berjanji memberi kompensasi kepada mereka yang dirugikan oleh praktek pendaan diskriminatif pemerintah federal, dan untuk membangun masa depan lebih baik bagi generasi baru.

Pembayaran kompensasi akan dimulai setelah negosiasi, yang disebut Hajdu sebagai progresif dan produktif. Pastinya, pembayaran akan dimulai 31 Desember, dengan 55 ribu anak memenuhi syarat mendapatkannya.

Majelis First Nation, satu badan yang menyatukan semua suku di Kanada, menyambut baik kabar ini. “Besarnya paket kompensasi yang diusulkan adalah bukti berapa anak-anak kami yang direnggut dari keluarga dan komunitas mereka,” ujar RoseAnne Archibald, ketua Majelis First Nation.

Exit mobile version