Site icon Jernih.co

Kelompok Terorisme Propaganda Via Sosmed, Dirjen Pothan Kemhan Kumpul Konten Kreator

Bela negara saat ini bukan hanya angkat senjata namun selalu berkarya dengan memberikan konten edukatif juga termasuk bela negara.

JAKARTA – Dengan populasi penduduk di Indonesia sekitar 271 juta dan pengguna gadget hampir 170 juta, sangat berbahaya jika tidak dikelola dengan baik. Salah satu ancaman yakni terorisme. Dimana jaringan kelompok terorisme kerap melakukan propaganda via sosial media.

Hal ini dikatakan Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan (Dirjen Pothan Kemhan) RI, Mayjen TNI Dadang Hendrayudha, pada acara Ngopi Daring Bela Negara dengan tema “Aku, Konten, dan Bela Negara, di Jakarta, Kamis (9/9/2021).

Dadang berharap, seluruh konten kreator di Tanah Air khususnya generasi muda seperti milenial dan generasi Z, menyajikan konten bermanfaat dan mengandung edukasi, sehingga masyarakat semakin cerdas dan bangsa memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dalam memajukan bangsa.

“Mari kita memberikan apresiasi kepada anak muda yang selalu memberikan hal positif,” ujar dia.

Bela negara saat ini, lanjut Dadang, bukan hanya angkat senjata namun selalu berkarya dengan memberikan konten edukatif juga termasuk bela negara. Karenanya, meminta masyarakat turut serta berperan membuat karya-karya  kreatif demi memajukan bangsa.

“Saya minta masyarakat untuk melakukan bela negara dengan cara berbuat baik dan benar apapun status sosial kita. Harus bisa berkarya untuk kemajuan bangsa. Bukan yang banyak gaya, dengan mengancam dan menjelek-jelekkan,” katanya.

Dirinya yakin, di Indonesia banyak anak muda yang mau bergerak dan beraksi membuat konten edukasi buat kemajuan bangsa. Untuk itu Dadang juga meminta masyarakat untuk bijaksana dalam bersosial media dengan 3 S yakni Saring Sebelum Sharing.

“Ini agar supaya masyarakat mendapat suguhan suguhan yang positif,” kata dia.

Entrepreneur yang juga Influencer, Atta Halilintar, dalam kegiatan itu mengatakan, sebagai bentuk peduli kepada Indonesia, konten kreator harus terus mengedukasi. Karena hanya dengan begitu cara yang digunakan sebagai bentuk bela negara.

Konten kreator, menurut Atta, mempunyai tanggung jawab moral yang besar. Bahkan proses pendewasaan juga hal yang penting dalam membangun dan membuat konten dalam membangkitkan nasionalisme, cinta pada negara, dan peduli sesama.

Sementara, Konten Kreator Edutainment, Koharo menceritakan untuk memulai menjadi konten kreator, pertama harus mampu mencari jati diri dan selalu mengeksplor, yang kemudian  pada akhirnya mentukan di konten apa yang cocok.

“Seperti bagaimana kaitannya menjadi konten kreator terkait bela negara? Memilih edutaiment salah satu hal yang keterkaitan dengan bela negara, seperti pembuktian hoax atau fakta, dan pembuktiannya untuk tidak membodohi anak-anak bangsa yang suka termakan hoax,” katanya.

Berbeda dengan Koharo, Eddy Siswanto sebagai Konten Kreator Masak menuturkan, dalam membuat konten just be your self  (jadilah dirimu sendiri).  

“Karena membuat masakan saja banyak sekali ragam makanan yang ada di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke yang mana hal itu sama saja dengan cinta Indonesia,” ujar dia.

Exit mobile version