“Acara speech contest Ini adalah sebuah kemajuan dan lompatan besar bagi pesantren yang membekali para santri dengan bahasa Inggris. Sehingga para santri bisa mengemas dakwah dan mempromosikan Islam yang rahmatan lil alamin ke seluruh dunia”
JERNIH – Perkembangan teknologi informasi dan strategi kelompok radikal terorisme terus bertransformasi, menggunakan cara-cara baru demi menggaet simpatisan, utamanya para generasi muda.
Selain itu, kelompok radikal terorisme kerap mendistorsi agama demi kepentingan politiknya. Oleh karenanya, dibutuhkan kreativitas, inovasi, dan penguatan kapasitas masyarakat dalam rangka menghalau penyebaran radikalisme dan terorisme.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Boy Rafli Amar mengapresiasi para santri dalam acara Semi Final Santri Speech Contest berbahasa Inggris Tingkat Nasional yang berlangsung di Pondok Pesantren (Ponpes) Tahfidzul Quran Cinta Rasulullah, Kabupaten Jombang, Senin, (14/3).
“Acara speech contest Ini adalah sebuah kemajuan dan lompatan besar bagi pesantren yang membekali para santri dengan bahasa Inggris. Sehingga para santri bisa mengemas dakwah dan mempromosikan Islam yang rahmatan lil alamin ke seluruh dunia,” ujarnya.
“Tentu ini menambah wawasan para santri secara lebih global dengan konten Islam rahmatan lil alamin, menyeruakan ciri khas dari Islam di Indonesia juga banyak disebarluaskan oleh para ulama yang selalu kita jadikan contoh,” lanjut Boy.
Baca Lagi: Tujuan Hidup
Boy menambahkan, maraknya konten radikal yang disajikan dalam Bahasa Inggris di sosial media, menjadi salah satu faktor pemicu banyaknya pemuda di pelbagai belahan dunia terjerumus pada radikal ekstremisme.
Karena itu, ia berharap, para santri dengan kemampuan berbahasa asingnya dan kapasitas keilmuannya dapat menguasai jagad sosial media dan mampu berdakwah, berorasi, dan memberikan tausiyah kepada masyarakat di dunia.
Selain itu, para santri diharapkan dalam berdakwah juga membangun narasi Islam yang tasamuh kemudian memviralkan ke seluruh dunia.
“Sosial media harus dikuasai oleh orang baik, sehingga dengan kontes ini nanti pesan dari santri kita akan tersebar ke seluruh dunia, dan dunia tahu betapa moderatnya Islam di Indonesia ini,” katanya.
Ia juga berpesan, untuk selalu menggelorakan narasi nasionalisme dan semangat kecintaan kepada negara. Karena bangsa Indonesia memiliki empat pilar kebangsaan yakni UUD 1945 sebagai konstitusi negara, Pancasila sebagai ideologi bangsa, semboyan Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI yang tentunya harus bisa dijaga secara bersama.
Adanya acara tersebut, Boy meminta para santri di berbagai daerah di Indonesia, dapat membangkitkan semangat cinta kepada Islam serta dapat mensyiarkan narasi nasionalisme dan kecintaan pada negara.
“Mudah mudahan Promosi dan dakwah yang disampaikan para santri diharapkan akan membangkitkan semangat kecintaan kepada Islam. Sebagaimana yang selalu kami titipan kepada para alim ulama tentang bagaimana narasi nasionalisme dan semangat kecintaan kepada negara,” katanya.