“Sayangnya, Iran tidak hanya tak mendapat manfaat ekonomi dari pencabutan sanksi, tetapi sekali lagi kami menyaksikan tindakan beberapa musuh JCPOA untuk menghidupkan kembali kasus-kasus yang telah ditutup, dengan tujuan menghancurkan keberhasilan JCPOA
JAKARTA— Pemerintah Republik Islam Iran menyatakan sikap tegas tidak akan ada negosiasi ulang atau pun revisi mekanisme pencabutan sanksi terhadap Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), yang merupakan kesepakatan nuklir yang melibatkan Iran. Iran mengeluarkan pernyataan tegas tersebut dalam peringatan penandatangan JCPOA yang kelima.
Menurut keterangan pers Kedutaan Besar Iran di Jakarta yang diterima JERNIH.Co, Kamis (16/7), JCPOA adalah solusi diplomatik hasil negosiasi bersama terkait penyelesaian damai krisis fiktif yang kronis atas program nuklir damai Teheran.
Perjanjian ini bersifat komprehensif dan final. Iran memasuki negosiasi JCPOA secara serius dan dengan pandangan ke depan, serta melaksanakan hasil dari negosiasi dengan itikad baik, yang mana transparansi sukarela dan langkah-langkah membangun kepercayaan lebih dari kewajibannya berdasarkan Perjanjian Perlindungan Nuklir.
Keterangan per situ pun menjelaskan, sikap ini adalah bagian dari komitmen Iran untuk memberikan kepercayaan kepada masyarakat internasional tentang sifat damai program nuklirnya, dan sebagai timbal balik seluruh sanksi yang dijatuhkan dan diberlakukan dengan dalih program nuklirnya harus dicabut.
“Sayangnya, Iran tidak hanya tak mendapat manfaat ekonomi dari pencabutan sanksi, tetapi sekali lagi kami menyaksikan tindakan beberapa musuh JCPOA untuk menghidupkan kembali kasus-kasus yang telah ditutup, dengan tujuan menghancurkan keberhasilan JCPOA,”bunyi keterangan pers tersebut.
Pemerintah Iran menegaskan, sejauh ini mereka telah bekerja sama secara konstruktif dan luas dengan Badan Internasional Tenaga Atom (IAEA), sebagaimana terbukti menurut angka dan statistik tentang volume dan jumlah inspeksi dan langkah verifikasi yang dilakukan IAEA di Iran.
“Para pejabat Iran percaya bahwa setiap upaya untuk menyalahgunakan IAEA dengan tujuan menekan Republik Islam Iran selain bertentangan dengan JCPOA, juga menodai kredibilitas IAEA sebagai satu-satunya badan teknis internasional yang kredibel untuk memantau kegiatan nuklir negara-negara dunia. Hal itu akan berpengaruh negatif terhadap kerjasama konstruktif yang dilakukan dalam kerangka Perjanjian Perlindungan,” ujar pernyataan tersebut.
Pernyataan tersebut menambahkan, setiap keikutsertaan beberapa negara anggota yang tersisa pada JCPOA dengan konspirasi AS melawan, menghancurkan dan melemahkan mekanisme pencabutan sanksi senjata terhadap Iran pada ulang tahun kelima JCPOA sangatlah mengkhawatirkan. “Seperti yang telah berulang kali ditekankan bahwa negosiasi ulang terhadap JCPOA dan merevisi mekanisme pencabutan sanksi tidak akan diterima dalam keadaan apa pun, dan respons Republik Islam Iran atas kemungkinan terjadinya hal tersebut akan tegas dan menentukan,” bunyi pernyataan tersebut, tegas.
“Kelengkapan dan finalitas perjanjian ini, yang telah dicapai melalui proses yang sulit dan setelah dua tahun negosiasi intensif di tingkat tertinggi, yang menentukan semua detail dan dengan jadwal pelaksanaan yang tepat, tidak boleh dikompromikan dengan cara apa pun. Republik Islam Iran percaya bahwa tidak ada alternatif untuk JCPOA, maka apabila tekad politik masyarakat internasional, terutama anggota JCPOA yang tersisa adalah untuk mempertahankan perjanjian ini, sangatlah penting bagi kita semua untuk fokus dan memastikan implementasi JCPOA yang seimbang dan dengan tekad baik,” kata pernyataan tersebut. [ ]