Site icon Jernih.co

Ketika Perempuan Tertinggi di Dunia Pulang Kampung Naik Pesawat

Photo shows Rumeysa Gelgi with the flight crew during her first-ever flight to San Francisco, USA, Sept. 2022. Rumeysa Gelgi is a Turkish advocate, researcher, and front-end developer, who holds the title of the tallest living woman. (@rumeysagelgi/Newsflash)

JERNIHRumeysa Gelgi, perempuan dengan tubuh tertinggi di dunia, pulang kampung ke Turkiye setelah sekian lama berada di AS. Maskapai penerbangan harus merombak bagian dalam pesawat agar Gelgi bisa masuk.

Menderita penyakit langka membuat tubuh Gelgi menjulang setinggi dua meter 15 senti. Ia tidak bisa duduk di kursi untuk penumpang normal.

Turkish Airlines mengangkat tiga baris kursi untuk membuat tempat tidur khusus selama penerbangan ke San Fransisco-Istanbul, Selasa 14 Maret. Tidak ada keterangan berapa Gelgi harus membayar perjalanan itu.

Gelgi masih memegang rekor perempuan tertinggi di dunia versi Guinness Book of Records. Ia mengidap sindrome Weaver, yang membuatnya harus menggunakan kursi roda jika bergerak. Ia juga tidak dapat duduk di kursi lebih rendah dari 55 cm.

Selama di AS, Gelgi menggunakan gelar yang disandangnya untuk meningkatkan kesadaran tentang penyakit sindrom Weaver. Di situs web-nya, Gelgi mengatakan; “Ketika saya lahir, saya adalah kasus pertama sindrome Weaver di Turki dan ke-27 di dunia.”

“Pertumbuhan cepat saya dihentikan perawatan yang berlangsung antara September 2003 hingga Mei 2006,” lanjutnya.

Pada awal perawatan, tinggi Gelgi 1,72 meter. Pengobatan berhasil dan Gelgi tidak lagi lebih tinggi. Pada Desember 2013, Gelgi menjalani operasi Skolosis dua kali dalam sepekan.

“Kelengkungan tulang belakang saya yang semula 65 derajat menjadi 38 derajat. Kesehatan saya stabil. Tidak ada operasi atau perawatan serius yang diharapkan di masa depan,” tulisnya.

Gelgi rutin menjalani fisioterapi dan berenang untuk meningkatkan perkembangan otot. Kini, Gelgi bekerja sebagai pengembang web.

Exit mobile version