- Tiga hari sebelum serangan kejutan Hamas, intelejen Mesir memberi tahu Mossad.
- Pejabata Israel mengabaikan informasi itu, dan memindahkan pasukan ke Tepi Barat.
JERNIH — Michael McCaul, ketua Komite Urusan Luar Negeri Parlemen AS, mengatakan tiga hari sebelum serangan kejutan Hamas, Mesir mengirim pesan peringatan ke Tel Aviv akan adanya serangan dari Jalur Gaza.
“Kami tahu Mesir memperingatkan Israel tiga hari sebelumnya,” kata McCaul kepada wartawan usai pengarahan intelejen di Capitol Hill.
“Saya tidak ingin terlalu mengklasifikasikannya, tetapi peringatan telah diberikan,” lanjut McCaul. “Pertanyaannya, pada tingkat apa.”
Associated Press, Senin 10 Oktober, melaporkan pejabat Israel mengabaikan peringatan Kairo berulang kali bahwa Hamas sedang merencanakan sesuatu yang besar.
Mengutip sumber intelejen Mesir, kantor berita itu mengklaim pemerintah Israel yakin serangan Palestina tidak mungkin datang dari Gaza, tapi dari Tepi Barat.
PM Israel Benjamin Netanyahu berulang kali membantah pihaknya mendapat informasi dari intelejen Mesir akan adanya serangan Hamas. Times of Israel memberitakan agen-agen Kairo memang memperingatkan Tel Aviv, tapi mungkin tak sampai ke kantor perdana menteri.
Analisis sebelumnya menyebutkan Israel tahu Hamas akan menyerang, dan pemerintahan PM Netanyahu — yang sekarat akibat aksi demo besar-besaran menolak RUU Peradilan — butuh perang untuk menyatukan Israel.
Militan Hamas menembakan 3.000 roket ke Israel dari Jalur Gaza mulai Sabtu 7 Oktober pagi, dan menyerbu melintasi perbatasan, menggeruduk permukiman Yahudi di dekat kantor Palestina.
Sejak itu Israel juga mendapat serangan roket dari Lebanon dan Suriah. Israel membalas serangan Hamas dengan menjatuhkan bom ke Gaza. Serangan balasan itu membabi buta, sebagai kompensasi atas kegagalan Mossad dan asset-asset.
Sebelumnya, dunia yakin Mossad punya mata dan telinga di sekujur Gaza.