Jernih.co

Kisah War Pigs – Charity Version Judas Priest untuk Ozzy Osbourne

Tembang War Pigs karya Ozzy Osbourne kembali menggema. Kali ini lewat duet Ozzy dan Judas Priest. Versi Charity Version ini berkisah  tentang keberanian, persaudaraan, dan cinta yang tidak pernah mati.

JERNIH – Ada momen ketika musik berhenti sekadar menjadi hiburan, lalu menjelma doa, penghormatan, dan bahkan bentuk cinta terakhir. Perilisan War Pigs – Charity Version oleh Judas Priest bersama suara abadi Ozzy Osbourne adalah salah satunya. Lagu ini bukan semata cover dari mahakarya Black Sabbath tahun 1970, melainkan sebuah monumen—penghormatan dari satu ikon heavy metal Birmingham kepada ikon lain, dari sahabat seperjuangan kepada jiwa yang telah berpulang.

Diawali ketika 5 Juli 2025 Black Sabbath menutup tirai sejarah mereka dengan konser “Back to the Beginning” di Villa Park, Birmingham. Ozzy bernyanyi dengan tenaga terakhirnya, menghidupkan kembali momen awal yang lahir di kota industri itu. Dua minggu kemudian, dunia terguncang: Ozzy Osbourne meninggal dunia, meninggalkan jutaan penggemar dalam duka.

Judas Priest—sesama anak kandung Birmingham, saudara dalam persaudaraan musik metal—tak bisa hadir di konser perpisahan Sabbath karena jadwal mereka di Eropa. Namun ketidakhadiran itu justru memunculkan sesuatu yang lebih abadi: sebuah rekaman tribute. Mereka memilih War Pigs, salah satu lagu perang paling ikonis dari Sabbath, sebagai persembahan.

Rencana awalnya sederhana: Judas Priest ingin merilis versi War Pigs sebagai bentuk rasa hormat. Namun takdir membawa arah lain. Sharon Osbourne mendengar versi itu dan bertanya pada Rob Halford: “Bisakah Ozzy bergabung di sana?” Halford tak perlu berpikir panjang. “You’re asking me? This is gonna happen!” kenangnya.

Maka lahirlah War Pigs – Charity Version. Suara Ozzy dan Halford saling bertukar bait, seolah dua pendeta agung heavy metal berdiri di altar yang sama. Ozzy, meski secara jasmani sudah tiada, tetap hidup lewat rekaman itu. Glenn Tipton, sang gitaris Judas Priest yang berjuang melawan Parkinson, ikut menyumbang petikan gitarnya. Energinya terasa: rapuh tapi gigih, sakit tapi penuh keberanian.

Lebih dari sekadar tribute, single ini diarahkan untuk misi mulia: semua keuntungan disumbangkan ke The Glenn Tipton Parkinson’s Foundation dan Cure Parkinson’s. Ada makna berlapis di sini. Tipton sendiri bertahun-tahun hidup dengan Parkinson, sementara Ozzy pun pernah mengaku berjuang dengan kondisi kesehatan degeneratif. Dua ikon metal yang tubuhnya digerogoti penyakit, namun musik mereka tetap berdiri tegak.

Dalam setiap nada gitar Tipton, dalam setiap teriakan Ozzy dan Halford, terselip pesan yang jelas: musik tidak bisa dipatahkan oleh penyakit, apalagi kematian.

Bagi Rob Halford, momen ini sangat personal. Setelah kabar kematian Ozzy menyebar, ia mengaku mengurung diri di kamar hotel, “meringkuk seperti bola dan menangis tersedu-sedu selama berjam-jam.”

Ozzy baginya bukan sekadar rekan satu kota atau sesama legenda, melainkan seorang kakak yang penuh perhatian. Ia mengenang betapa Ozzy selalu menanyakan hal sederhana setelah tampil: “Did you enjoy yourself?”—sebuah kepedulian kecil yang menggambarkan jiwa besar.

Halford menegaskan, duet ini adalah pertama kalinya ia benar-benar bernyanyi berdampingan dengan Ozzy dalam satu lagu. Sebuah mimpi lama yang akhirnya terwujud, meski sekaligus menjadi perpisahan terakhir.

War Pigs – Charity Version dirilis pada 26 September 2025, hanya dua bulan setelah Ozzy meninggal. Sebuah ironi pahit: lagu itu menjadi rilisan pertama Ozzy pasca wafatnya, suara dari alam lain yang kembali menggema. Versi CD fisiknya menyusul pada akhir Oktober, menjadikan fisik itu semacam relik, kenang-kenangan untuk para penggemar.(*)

BACA JUGA: Takut Jadi Korban Penembakan Massal di AS, Rocker Ozzy Osbourne Hengkang ke Inggris

Exit mobile version