Pada 2019-2020, telah terjadi beberapa kali eskalasi antara Indonesia dan Cina terkait pelanggaran wilayah oleh patrol penjaga pantai Cina
JERNIH—Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut akan memindahkan markas pasukan tempurnya ke Pulau Natuna yang berbatasan dengan Laut Cina Selatan. Hal itu dilakukan seiring kian panasnya sengkarut wilayah di area tersebut.
Hal tersebut diberitakan kantor berita Turki Anadolu Agency, mengutip keterangan seorang pejabat pada Senin (23/11). Berbicara dalam jumpa pers, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono mengatakan, Gugus Tempur Laut (Guspurla) yang saat ini ditempatkan di ibu kota Jakarta, akan dipindahkan secara permanen ke Natuna.
Pasukan tersebut bertugas melakukan operasi tempur laut dan amfibi untuk mendukung penguasaan laut dan mencapai tujuan strategis, guna menegakkan hukum dan menegakkan kedaulatan di laut teritorial. Pengerahan itu dilakukan menyusul ketegangan yang meningkat di Laut Cina Selatan dan wilayah tersebut.
“Untuk mengantisipasi sesuatu yang bisa terjadi kapan saja, Panglima TNI bisa langsung memimpin kapal perang dengan satuan tugas yang dikerahkan,”ujar Margono kepada wartawan. Selain di wilayah Natuna, kata dia, TNI AL juga mengantisipasi kerentanan di perbatasan laut, antara lain Selat Malaka, Blok Ambalat, dan Samudra Pasifik.
Kepulauan Natuna berbatasan dengan Laut Cina Selatan, yang sebagian besar diklaim oleh Cina, meskipun ada klaim yang bersaing dari negara Asia Tenggara lainnya, termasuk Vietnam, Filipina, dan Malaysia.
Perairan di sekitar pulau tersebut diyakini memiliki cadangan minyak dan gas yang kaya yang belum ditemukan. Pulau-pulau tersebut terletak di jalur penting untuk pengiriman komersial.
Pada 2019-2020, telah terjadi beberapa kali eskalasi antara Indonesia dan Cina terkait pelanggaran wilayah oleh patrol penjaga pantai Cina, di perairan sengketa di sekitar pulau yang diklaim Indonesia. [ ]