“Bisa memahami ga, ini ada sebuah tempat elit, punya sendiri yang harganya mahal lalu dijual, pindah ke tempat jin buang anak, lalu nyewa,” kata dia dalam pernyataannya di video serupa konfrensi pers tersebut.
JERNIH-Setelah mengeluarkan pernyataan yang menyulut polemik, Edy Mulyadi, wartawan Forum News Network (FNN) yang juga mantan calon anggota legislatif Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada Pemilu 2019 lalu, meminta maaf secara terbuka. Dalam video yang beredar, dia mengklarifikasi maksud dari kalimat ‘tempat jin buang anak’ yang dilontarkan dalam ucapannya.
Istilah ‘tempat jin buang anak’ menurut Edy, dipakai guna menggambarkan tempat yang jauh dari keramaian. Sementara dalam pameo masyarakat Betawi pun, ungkapan itu sering dipakai untuk menunjukkan tempat yang belum dijamah atau baru sedikit saja penduduknya, dan masih di dominasi hutan.
“Jangankan Kalimantan, dulu Monas itu disebut tempat ‘jin buang anak’,” kata Edy dalam video klarifikasinya.
Selain itu, Edy juga menyebutkan kalau Bumi Serpon Damai (BSD) di era 1980-1990an termasuk tempat jin buang anak yang dijuluki seperti itu, lantaran memang belum atau masih sangat sedikit penduduknya.
“Tapi, bagaimana pun jika teman di Kalimantan merasa terganggu, saya minta maaf,” kata Edy melanjutkan.
Sebelumnya, dalam video yang kemudian viral, Edy bermaksud mengkiritik pemerintah terkait rencana pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Saking berapi-apinya, Edy kepleset lidah dan mengeluarkan kalimat istilah ‘tempat jin buang anak’.
“Bisa memahami ga, ini ada sebuah tempat elit, punya sendiri yang harganya mahal lalu dijual, pindah ke tempat jin buang anak, lalu nyewa,” kata dia dalam pernyataannya di video serupa konfrensi pers tersebut.
Namun, pernyataan ‘tempat jin buang anak’ terlanjur menjadi kontroversi;. Beberapa tokoh adat Dayak dan elemen masyarakat Kalimantan, menuntutnya segera menyampaikan permintaan maaf secara terbuka.[]