- AS mencabut pembatasan pengembangan senjata bagi Korsel.
- Korsel kini bebas kembangkan rudal dan bangun perangkat militer.
- Rudal dirancang untuk menghancurkan fasilitas penyimpanan rudal nuklir Korut.
JERNIH — Korea Selatan (Korsel) mengembangkan rudal balistik besar-besaran yang mampu membawa hulu ledak nuklir taktis, setelah AS mencabut pembatasan pengembangan rudal.
Rudal permukaan ke permukaan yang dapat membawa hulu ledak seberat tiga tol sedang, dengan daya jangkau 350 sampai 450 kilometer, dalam tahap pengembangan.
Mengutip sejumlah sumber, Korea Times memberitakan rudal akan disebar di sejumlah tempat setelah uji tembak.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Korsel berjanji mengembangkan rudal dengan kekuatan destruktif yang dapat ditingkatkan secara signifikan, menyebarkan rudal pencegat baru untuk mengatasi ancaman artileri jarak jauh, dan meningkatkan kemampuan rudal Patriot.
Rencana itu tertuang dalam cetak biru pertahanan 2022-2026. Rudal balistik baru diharapkan dapat dioperasikan tahun 2026.
Rudal baru Korsel dirancang untuk menghancurkan fasilitas dan pangkalan rudal bawah tanah. Rudal mampu menembus terowongan, sehingga secara efektif memusnahkan rudal balistik nuklir dan ICBM sebelum diluncurkan.
Rudal juga mampu menjangkau seluruh wilayah Korea Utara jika ditembakan dari sekitar perbatasan kedua negara.
Tahun lalu, Korsel mengembangkan rudal darat ke darat bernama Hyunmoo-4, yang memiliki daya jangkau 800 kilometer dengan membawa hulu ledak dua ton.
“Kami akan mengembangkan rudal yang lebih kuat, jarak jauh, dan lebih cepat, untuk mengamankan dan menjaga perdamaian di Semenanjung Korea,” kata Kementerian Pertahanan Korsel dalam rilisnya.
Setelah Pencabutan Larangan
AS mencabut larangan Korsel mengembangkan rudal, yang membuat negara itu bebas mengembangkan senjata untuk mempertahankan diri. Pencabutan itu secara resmi dilakukan setelah Mei lalu Seoul dan Washington menggelar pertemuan.
Setelah pencabutan itu Kosel menyusun rencana pertahanan jangka menengah komprehensif dengan anggaran 315,2 triliun won, atau Rp 3.890 triliun, dengan kenaikan rata-rata 5,8 persen per tahun selama lima tahun ke depan.
Korsel akan lebih mandiri menghadapi ancaman dari utara. Terlebih, Korut dikabarkan mengaktifkan lagi reaktor nuklir di Yongbyon Utara, untuk menghasilkan plutonium.
“Untuk mencegah provokasi jarak jauh, kami akan meningkatkan jumlah rudal pencegah yang menargetkan rudal jarak menengah,” kata Kementerian Pertahanan Korsel.
Korsel juga akan memperluas kehadirannya di luar angkasa, dengan tujuan menyebarkan sistem radar baru untuk memantau obyek luar angkasa. Rencana ini akan diwujudkan tahun 2030.
Angkatan Laut Korsel juga akan diperkuat dengan membangun banyak kapal selam kelas 3.000 ton, mengganti frigat tua dengan yang baru, dan meningkatkan kemampuan operasional dan tempur.