Site icon Jernih.co

Korut Curi Rp 9,7 Triliun Uang Kripto untuk Mendanai Peluncuran 31 Rudal

Hacker in a dark hoody sitting in front of a notebook with digital north korean flag and binary streams background cybersecurity concept

JERNIH — Kim Gunn, perwakilan khusus untuk urusan perdamaian dan keamanan Semenanjung Korea, mengatakan Korea Utara (Korut) mencuri 620 juta dolar AS, atau Rp 9,7 triliun, uang kripto untuk mendanai peluncuran lusinan rudal.

Pencurian, masih menurut Kim Gunn, dilakukan Maret 2022 dengan cara meretas perusahaan game. “Biaya peluncuran 31 rudal balstik selama paruh pertama tahun ini diperkirakan menghabiskan antara 400 juta sampai 650 juta dolar AS,” kata Kim Gunn dalam simposium tentang ancaman dunia maya Korut yang diadakan Kementerian Luar Negeri Korsel dan Departemen Luar Negeri AS.

Korea Herald menulis situs game online yang diretas Korut adalah Axie Infinity. Peretasan, yang disertai pencurian uang kripto, ini adalah yang terbesar sepanjang 2022.

Sampai Kamis 17 November Korut masih menembakan rudal balistik ke Laut Timur. Penembakan terakhir dilakukan setelah menebar ancaman terhadap Jepang.

Jung Pak, wakil khusus AS untuk Korea Utara, menjelaskan bagaimana pertukaran mata uang kripto dan perusahaan blockchain memberi Pyongyang arena menguntungkan untuk terlibat dalam aktivitas siber jahat.

Korut melakukan semua itu sebagai cara melewati sistem keuangan internasional dan menghindari sanksi PBB. Namun, dugaan paling kuat adalah Korut butuh dana untuk mendanai program senjaa.

“Korut adalah satu dari sedikit negara di dunia yang secara aktif mencuri uang negara lain, perusahaan, dan individu,” kata Pak. “Target Korut adalah negara-negara berkembang yang belum punya pertahanan siber kuat.”

Direktur Jenderal Urusan Nuklir Korut Kemlu Korsel Lee Tae-woo mengatakan Pyongyang diperkirakan telah mengumpulkan satu milyar uang kripto, atau Rp 15,7 triliun, hasil mencuri antara Januari-Juli 2022.

Exit mobile version