Site icon Jernih.co

Kubu Biden Desak Twitter Nonaktifkan Akun Trump

Trump Vs Twitter/Getty Images

JERNIH – Setelah Twitter menandai kicauan Donald Trump sebagai menyesatkan, kini Kubu Joe Biden, saingannya di Pemilihan Presiden Amerika Serikat, meminta Twitter untuk menonaktifkan akun Presiden Trump, sampai semua suara dihitung.

Enam dari 14 tweet dan retweet presiden pada 4 November telah diberi label atau disembunyikan oleh aplikasi medsos ini. Sebelumnya, Twitter telah memperketat kebijakannya untuk mengecam informasi yang salah menjelang hari pemilihan. Tapi tidak menangguhkan akun tersebut.

Cuitan Trump di Twitter yang mengeluh tentang kepemimpinan Joe Biden di antara surat suara dan mengklaim kemenangan untuk dirinya sendiri di Pennsylvania, Georgia dan North Carolina sebelum penghitungan selesai, telah menyebarkan “disinformasi murni,” kata Perwakilan Virginia Gerry Connolly di platform media sosial seperti dilansir Foxnews.

“Tangguhkan akunnya, @Twitter,” tulis Connolly. “Suara yang valid akan dihitung. Ini Amerika, bukan Rusia. ”

Perwakilan Rhode Island, David Cicilline, mengatakan tweet Trump saat itu adalah “ancaman bagi demokrasi kita.”

Sejumlah pejabat termasuk calon wakil presiden dari Partai Demokrat, Senator Kamala Harris sebelumnya telah meminta Twitter untuk memblokir presiden, menurut Politico.

Twitter mengatakan, akan melabeli atau menghapus tweet yang secara palsu mengklaim kemenangan untuk kandidat mana pun dan menambahkan peringatan pada tweet menyesatkan dari tokoh politik AS atau akun berbasis di AS dengan lebih dari 100.000 pengikut.

“Jika kami melihat konten yang memicu gangguan pada pemilu, mendorong tindakan kekerasan atau cedera fisik lainnya, kami dapat mengambil tindakan tambahan, seperti menambahkan peringatan atau meminta penghapusan Tweet,” tambah perusahaan itu.

Sebelumnya, unggahan yang mengklaim Presiden Trump menang di Pennsylvania dari sekretaris pers Gedung Putih Kayleigh McEnany dan Eric Trump, putra presiden, telah diberi label menyesatkan.

“Twitter memiliki peran penting dalam melindungi integritas percakapan pemilu, dan kami mendorong kandidat, kampanye, outlet berita, dan pemilih untuk menggunakan Twitter dengan hormat dan mengakui tanggung jawab kolektif kami kepada para pemilih untuk menjamin demokrasi yang aman, adil, dan sah,” tulis Twitter. [*]

Exit mobile version