Kedubes Prancis meminta warganya semakin meningkatkan kewaspadaan.
Jernih – Sebuah ledakan terjadi dalam upacara memperingati berakhirnya Perang Dunia I yang diselenggarakan di sebuah pemakaman non muslim di kota Jeddah pada rabu (11/11/2020). Acara peringatan tersebut dihadiri oleh para diplomat asing.
Ledakan tersebut berasal dari alat peledak improvisasi atau improvised explosive device (IED) menyebabkan beberapa orang terluka. Pihak berwenang setempat beberapa jam kemudian menyampaikan seorang warga negara Yunani dan seorang petugas keamanan Saudi terluka.
Pemerintah Inggris juga mengatakan seorang warganya menderita luka ringan. Televisi pemerintah Saudi yang menyiarkan dari luar pemakaman menyebutkan bahwa situasi keamanan kini telah stabil. Sejauh ini belum diketahui motif dan pihak yang bertanggung jawab atas peledakan itu.
Kedutaan besar Inggris di Riyad dalam Siaran Pers bersama Kedutaan Prancis, Yunani, Italia, dan Amerika Serikat mengutuk serangan pengecut ini.
“Serangan seperti itu terhadap orang yang tidak bersalah memalukan dan sepenuhnya tanpa pembenaran.” Mereka juga menyampaikan dukungannya kepada otoritas Saudi untuk menyelidiki serangan itersebut dan menuntut pelakunya
Aljazeera melaporkan pihak Prancis telah mendesak warganya yang tinggal di Saudi untuk meningkatkan kewaspadaannya setelah meningkatnya ketegangan yang dipicu peristiwa pemenggalan guru sejarah Prancis Samuel Paty pada 16 Oktober.
Seperti diketahui, Paty memperlihatkan kartun Nabi Muhammad SAW dalam pengajaran tentang kebebasan berbicara kepada murid-muridnya. Tindakannya itu dipandang menghina agama Islam.
“Secara khusus, jauhi semua pertemuan dan berhati-hatilah saat bergerak,” kata kementerian luar negeri dalam pernyataan yang diedarkan kepada penduduk Prancis di Jeddah.
Kedutaan Besar Prancis di UEA juga meminta penduduk Prancis untuk tetap waspada setelah serangan itu.
Ledakan hari Rabu terjadi ketika Presiden Prancis Emmanuel Macron di Paris menghadiri upacara peringatan 102 tahun gencatan senjata yang ditandatangani Jerman dan negara Sekutu sebagai akhir PD I.
Macron menjadi target kemarahan di sebagian besar dunia Muslim karena membela hak kebebasan berekpresi termasuk penerbitan kartun karikatur Nabi Muhammad SAW yang dicetak majalah satir Charlie Hebdo. Hal tersebut telah melukai kaum Muslim.
Sikap Macron yang keras kepala membuat marah umat islam di dunia sehingga memicu protes dan kampanye untuk memboikot produk Prancis.
Bulan lalu, seorang warga Saudi dengan pisau melukai seorang penjaga di konsulat Prancis di Jeddah. Pada hari yang sama seorang pria bersenjatakan pisau membunuh tiga orang di sebuah gereja di Nice di Prancis selatan.