JERNIH – Sebuah ledakan mengguncang sebuah masjid di Nigeria timur laut saat para jamaah berkumpul untuk salat Maghrib, menewaskan sedikitnya lima orang dan melukai puluhan lainnya.
Ledakan itu terjadi sekitar pukul 6 sore pada hari Rabu (17:00 GMT) di Kota Maiduguri di Negara Bagian Borno, menurut keterangan saksi kepada media. Polisi mengatakan lima orang tewas dan 35 lainnya luka-luka dalam serangan itu, yang menurut mereka kemungkinan besar adalah serangan bunuh diri.
“Investigasi awal lebih lanjut menunjukkan bahwa insiden tersebut mungkin merupakan serangan bom bunuh diri, berdasarkan ditemukannya pecahan rompi bom bunuh diri dan pernyataan saksi yang telah direkam, sementara investigasi masih berlangsung untuk menetapkan penyebab dan keadaan yang sebenarnya,” kata Nahum Daso, juru bicara komando kepolisian negara bagian Borno, dalam sebuah pernyataan.
Polisi sedang melakukan penyisiran di area pasar Gamboru di Maiduguri untuk mencari perangkat sekunder. Pemimpin masjid, Malam Abuna Yusuf sebelumnya mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa setidaknya delapan orang tewas dalam serangan itu, sementara seorang pemimpin milisi, Babakura Kolo, menyebutkan angka tujuh orang. Saksi lain, Musa Yusha’u, mengatakan kepada AFP bahwa ia melihat “banyak korban dibawa pergi untuk mendapatkan perawatan medis”.
Penyebab ledakan itu belum diketahui secara pasti, tetapi terjadi di sebuah kota yang telah menjadi pusat pemberontakan bersenjata yang dilancarkan Boko Haram dan kelompok sempalan ISIL (ISIS) di wilayah tersebut, yaitu Provinsi Negara Islam Afrika Barat, selama hampir dua dekade. Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, tetapi penggunaan pelaku bom bunuh diri sangat dikaitkan dengan Boko Haram.
Konflik di timur laut Nigeria telah menewaskan sedikitnya 40.000 orang dan menyebabkan sekitar dua juta orang mengungsi dari rumah mereka sejak tahun 2009, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa. Meskipun kekerasan telah mereda sejak puncaknya sekitar satu dekade lalu, namun telah meluas ke negara-negara tetangga seperti Niger, Chad, dan Kamerun.
Kekhawatiran juga meningkat mengenai kebangkitan kembali kekerasan di beberapa bagian timur laut, di mana kelompok-kelompok bersenjata masih mampu melancarkan serangan mematikan meskipun telah bertahun-tahun dilakukan operasi militer yang berkelanjutan.
Maiduguri sendiri – yang dulunya merupakan lokasi baku tembak dan pemboman setiap malam – telah tenang dalam beberapa tahun terakhir, dengan serangan besar terakhir tercatat pada tahun 2021.
