Wuhan — Li Wenliang, orang pertama yang mengungkap wabah virus korona di Wuhan, Jumat 7 Februari 2020 meninggal dunia.
Beijing Times dan Global Times, dua surat kabar plat merah Cina, memberitakan berita duka menyebar sedemikian cepat memicu tangis jutaan orang di media sosial.
Michael Ryan, direktur program darurat Badan Kesehatan Dunia (WHO), mengatakan; “Kami sangat sedih mendengar kehilangan dokter garis depan yang berkomitmen merawat pasien.”
* Siapa Whistleblower Virus Korona Wuhan?
* Li Wenliang, Whistleblower Virus Korona Wuhan
* Kini, Semua Orang Cina Dianggap Pembawa Virus Korona
“Kita harus mengenang kehidupannya, dan meratapi kematiannya,” lanjut Ryan.
Media sosial Cina tak banyak kebanjiran tangis, tapi juga marah. Ada yang sekadar berduka dengan memasang gambar lilin. Lainnya menuntut pihak berwenang meminta maaf atas perlakuan mereka terhadap Dr Li.
Seorang pengguna Weibo, media sosial Cina, menulis; Tida ada polisi pernah meminta maaf kepada Anda. Anda bisa menjadi pahlawan nasional, tapi melalikan tugas telah merengut nyawa Anda, bersama beratus nyawa tak berdosa.
Di akun resminya, RS Wuhan menulis; Dalam perang melawan epidemi pneumonia infeksi virus korona, Dr Li Wenliang terkena infeksi. Dia meninggal setelah semua upaya yang kami lakukan gaga. Kami berduka atas kematiannya.
Li Wenliang adalah dokter mata. Setelah virus mewabah, dan RS Wumah kebanjiran pasien, Li berganti peran. Ia merawat pasien virus korona. Ia terjanjit.
Li, dokter berusia 34 tahun, meninggal pukul 02.58 dini hari.
Kabar kematian Dr Li sempat simpang siur. Media Cina, termasuk Beijing Times dan Global Times, melaporkan kematian Li lebih cepat.
RS Wuhan sempat membantah laporan itu, dengan mengatakan Dr Li masih hidup tapi dalam keadaan sangat kritis.