Menurut nahkoda kapal Starindo Jaya Maju, ABK yang meninggal tersebut disebabkan minum miras oplosan.
JERNIH-Polres Kepulauan Seribu menemukan lima jenazah di kapal penangkap ikan yang sedang berlayar di sekitar perairan Pulau Pari, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Penemuan tersebut terjadi saat dilaksanakan Operasi Yustisi dalam rangka melakukan sosialisasi protokol kesehatan di wilayah Kepulauan Seribu.
“Ada lima mayat manusia disimpan di dalam ruang pendingin,” kata Kapolres Kepulauan Seribu AKBP Morry Edmond di Jakarta, Kamis malam.
Penemuan berawal dari kegiatan operasi Yustisi di laut. Saat itu Polisi melihat sebuah kapal yang mengangkut awak kapal yang cukup banyak.
“Peristiwa itu sekitar pukul 14.15 WIB di KM Starindo Jaya Maju VI,”.
Morry Ermond menyebut bahwa kapal tersebut sedang dalam perjalanan untuk kembali ke darat setelah melakukan pelayaran selama kurang lebih dua bulan.
Selanjutnya petugas kepolisian dari Kepulauan Seribu melakukan pemeriksaan di dalam kapal dan menemukan lima jenazah yang disimpan di dalam lemari pendingin (cold storage).
“Kemudian cek manifes, dari sana diketahui nakhoda dan ABK mengakui bahwa ada lima ABK-nya yang meninggal dunia dan ditaruh dalam freezer,” kata Morry saat dihubungi, Jumat (18/9/2020).
Menurut Morry Ermond, nahkoda mengakui bahwa yang meninggal tersebut adalah ABK KM Starindo yang meninggal karena minum miras oplosan. Namun Morry Ermond mengatakan bahwa untuk menemukan kepastian penyebab meninggalnya ABK tersebut, maka pihaknya akan melakukan otopsi terhadap jenazah ABK tersebut.
“Tapi penyebab kematian akan dipastikan dari hasil autopsi,” kata Morry.
Kini, seluruh mayat telah dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur untuk keperluan autopsi untuk memastikan penyebab kematian kelima korban yang tersimpan di lemari pendingin itu. (tvl)