Site icon Jernih.co

Mahasiswa Penganiaya Polisi Saat Demo Minyak Goreng Ditangkap

“Mereka mengaku dari PMII Makassar tanpa pemberitahuan menutup jalan, membakar ban dan pengejar pengamanan internal DPRD Kota Makassar serta menyerang polisi yang bertugas,” kata Idris.

JERNIH-Mahasiswa yang diduga menganiaya dua polisi saat demo terkait kelangkaan minyak goreng di depan gedung DPRD Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) kemarin ditangkap Polisi.

“Iya benar, ada satu orang yang sudah diamankan,” kata Wakasat Reskrim Polrestabes Makassar, AKP Jufri Natsir, pada Selasa (8/3).

Meski demikian, Jufri belum dapat membeberkan identitas mahasiswa lantaran hingga saat ini personel Tim Jatanras masih dalam perjalanan ke Makassar.

“Sementara ini dalam perjalanan ke Makassar dari Bulukumba,” ujarnya.

Sebelumnya, unjuk rasa Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di depan gedung DPRD Kota Makassar, Sulawesi Selatan, berakhir ricuh. Dua anggota kepolisian terkena pukulan mahasiswa dan menjalani perawatan di rumah sakit.

Aksi unjuk rasa PMII ini di depan gedung DPRD menyoroti kelangkaan minyak goreng kemasan di pasaran.

Mengutip CNN Indonesia, para mahasiswa menyampaikan aspirasi secara bergantian. Namun, ketika akan membakar ban bekas salah satu petugas berusaha mencegah sehingga memicu keributan lantaran mahasiswa melakukan perlawanan.

Kasi Humas Polrestabes Makassar, AKP Lando KS mengatakan aksi unjuk rasa mahasiswa tersebut berakhir ricuh dan menyebabkan dua anggota dikeroyok saat melakukan pengamanan demo.

“Anggota yang terluka itu dari Polsek Rappocini dan Intelkam Polrestabes Makassar. Sekarang menjalani pemeriksaan medis,” kata Lando, Senin (7/3).

Lando menjelaskan, penganiayaan terjadi ketika petugas mengamankan massa aksi yang akan membakar ban, tetapi menghalau massa agar tidak dibakar. Tak terima massa langsung menyerang dengan bambu, batu dan kayu.

Bripka R dan Aipda N pun terluka di bagian kaki, pipi, dada serta tangan memar. Dua polisi itu dilarikan ke rumah sakit.

“Anggota yang jadi korban sudah melapor secara resmi. Kami akan selidiki kasus ini,” ujarnya.

Sementara, Kasat Intelkam Polrestabes Makassar, Kompol Idris menuturkan jika aksi unjuk rasa tersebut tidak mengantongi izin dari pihak kepolisian.

“Mereka mengaku dari PMII Makassar tanpa pemberitahuan menutup jalan, membakar ban dan pengejar pengamanan internal DPRD Kota Makassar serta menyerang polisi yang bertugas,” kata Idris.[]

Exit mobile version