CrispyDesportare

Maria Sharapova: Selamat Tinggal Tenis

Florida — Maria Sharapova, juara grand slam lima kali asal Rusia, mengundurkan diri dari lapangan tenis.

Pengumuman disampaikan petenis berusia 32 tahun itu dalam artikel yang ditulis sendiri dan dipublikasikan dua majalah terkenal; Vogue dan Vanity Fair.

Sharapova terakhir kali memenangkan grand slam tahun 2014, ketika kali kedua menjuarai Prancis Terbuka.

Tahun ini dia tampil di Australia Terbuka, dan secara memalukan dikalahkan Donna Vekic di babak pertama.

“Saya mengucapkan selamat tinggal kepada tenis,” tulis Sharapova. “Tenis memberi saya kehidupan. Saya memberi hidup saya untuk tenis.”

“Saya akan merindukannya setiap hari. Saya akan melewatkan latihan runtin; bangun saat matahari merekah, mengikat tali sepatu, menutup pintu gerbang sebelum memukul bola pertama.”

“Saya akan merindukan tim saya, pelatih saya, dan saat-saat duduk bersama ayah di bangku latihan. Jabat tangan menang atau kalah dengan lawan, yang mendorong saya untuk menjadi yang terbaik.”

Sharapova pindah ke Florida, AS, tahun 1994 pada usia tujuh tahun, untuk mengikuti latihan sebagai petenis profesional.

Tahun 2004, saat berusia 17 tahun, ia mengejukan banyak orang dengan mengalahkan Serena Williams di final grand slam Wimbledon. Serena saat itu adalah petenis unggulan 1.

Tahun 2005 Sharapova kali pertama menjadi petenis nomor satu dunia. Setelah itu ia jura Prancis Terbuka, Australia Terbuka, dan AS Terbuka.

Setelah final grand slam Wimbledon 2004, Sharapova bertemu Serena Williams di tiga final grand slam dan selalu kalah.

Tahun 2016 Sharapova dinyatakan positif menggunakan zat terlarang di Australia Terbuka. Semula dia dilarang berlaga dua tahun. Ia naik banding dan mendapat pengurangan hukuman menjadi 15 bulan.

Sharapova kembali beraksi di lapangan tenis April 2017, tapi tak pernah bisa mencapai puncak penampilannya.

Menurut situs WTA, Sharapova mengoleksi hadiah 38 juta dolar AS sepanjang kariernya. Ia menambang uang dari luar lapangan tenis, dengan menggeluti berbagai bisnis.

Ia membangun bisnis permen dengan merk Subarpova. Bermitra dengan pebisnis lain untuk membangun Supergoop, kosmetik tabir surya.

“Sejenak melihat ke belakang, tenis adalah gunung yang saya daki,” tulis Sharapova.

“Dari ketinggian saya memandang lembah dan jalan memutar yang saya lalui,” lanjutnya. “Namun setelah 28 tahun dan lima gelar grand slam, saya harus turun dan mendaki gunung yang lain.”

Cedera yang memaksanya melakukan semua itu. Ia menderita cedera bahu berkali-kali sebelum AS Terbuka 2019. Saat itu Sharapova merasa akhir kariernya sudah dekat.

“Di bali pintu tertutup, 30 menit sebelum memasuki lapangan, saya memastikan bahu saya baik-baik saja, ini prosedur yang saya jalani,” tulis Sharapova, yang kini berad di posisi 373 dunia.

“Cedera bahu bukan hal baru. Setelah sekian lama, tendon saya pecah seperti tali,” kata Sharapova.

Sejak 2008, Sharapova telah menjalani operasi beberapa kali. Ia mengikuti terapi fisik berbulan-bulan. Ia menderita hanya untuk satu hal, menjadi juara.

“Saya tulis ini bukan untuk mendapat belas kasihan tapi melukis realitas baru, bahwa tubuh saya telah menjadi selingan,” tulis Sharapova.

Back to top button