Site icon Jernih.co

Masjid dan Monumen di Karabakh Hancur Dijarah Armenia

Benda budaya warisan sejarah Azerbaijan dijarah oleh Armenia untuk dijual ke luar negeri, menyebabkan ratusan monumemen budaya termasuk mesjid-mesjid rusak.

Jernih — Sebanyak 67 masjid di Nagorno-Karabakh dan distrik yang berdekatan di Azerbaijan dihancurkan oleh pasukan Armenia dalam konflik Nagorno-Karabakh. 63 mejid hancur total dan 4 masjid dihancurkan sebagian,

Jumlah mesjid yang hancur tersebut dilaporkan Azerbaijan National Academy of Sciences (ANAS) yang melakukan pendataan di bawah pengawasan UNESCO.  

Pendataan dilakukan setelah pasukan Armenia menyerah dan menyerahkan semua kendali Nagorno Karabakh kepada Azerbaijan. Pendataan tersebut dilakukan atas kerjasama Dana Internasional untuk Budaya dan Warisan Turki, ANAS dan Komisi Nasional Azerbaijan, UNESCO.

Ketua Persatuan Publik untuk Perlindungan Monumen Sejarah dan Budaya, melaporkan sekitar 215 monumen sejarah dan budaya di Shusha telah rusak.  

Faig Ismayilov, ketua Persatuan Publik untuk Perlindungan Monumen Sejarah dan Budaya di Wilayah Pendudukan Azerbaijan, mengatakan Institut Hukum dan Hak Asasi Manusia ANAS telah mencatat ada banyak monumen sejarah dan budaya yang rusak.

Diantaranya di Shusha 215 monumen, di Jabrayil dan Khojavend masing-masing 93, di Aghdam 140, Gubadly dan Fuzuli masing-masing 71, di Kalbajar 91, distrik Lachin 74, Zangilan 56 dan Khojaly 28.

Ismayilov mengatakan, di antara monumen yang terdaftar secara resmi di wilayah itu terdapat 903 monumen yang memiliki makna lokal, regional, dan internasional. Ada pun monumen yang tidak terdaftar secara resmi sebanyak 1.647.

Kerusakan monument akibat penjarahan benda-benda budaya yang bernilai sejarah warisan budaya Azerbaijan di dalam monument untuk dijual oleh orang Armenia ke luar negeri. Nilainya diperkirakan mencapai miliaran dolar yang berpotensi digunakan untuk membiayai kegiatan perang.

Ismayilov juga mengatakan bahwa orang Armenia menempatkan salib batu Armenia (khachkars) di wilayah pendudukannya. Menempatkan Khachkar selain bermakna keselamatan, juga dibuat untuk memperingati kemenangan perang, pembangunan gereja, atau meminta perlindungan dari bencana alam

Kerusakan monumen-monumen budaya dan sejarah Azerbaijan menyebabkan kerugian miliaran dolar bagi negara. Ismayilov menyebutkan Azerbaijan akan membangun dan memperbaiki kembali mesjid runtuh maupun yang rusak sebagian.

Konflik etnis dan persengketaan wilayah di Nagorno-Karabakh telah berlangsung sejak awal abad ke 20. Dan kini telah menjadi perang berskala penuh. Meski pada tahun 1994 disepakati untuk gencatan senjata, namun ketegangan sporadis dan pertempuran di wilayah tersebut terus berlanjut.

Exit mobile version