- Gereja Unifikasi membuat keluarga Tetsuya Yamagami bangkrut.
- Itulah alasan Tetsuya Yamagamai membunuh mantan PM Jepang Shinzo Abe.
JERNIH — Media Jepang mengklaim Tetsuya Yamagami, pembunuh mantan PM Jepang Shinzo Abe, memberi petunjuk tentang rencananya dalam sebuah surat.
Yamagami, menurut beberapa outlet berita, mengatakan telah mengirim pesan tertulis kepada seorang kritikus Gereja Unifikasi — organisasi yang disalahkan pria berusia 41 tahun itu atas kejatuhan keluarganya.
Dalam surat itu Yamagami mengkritik keras Abe, yang diyakini memiliki hubungan dengan kelompok agama itu.
Menurut penerima surat, yang identitasnya belum diungkapkan, Yamagami menunjukan keinginan membunuh mantan PM Jepang karena merasa sakit hati kepada Abe.
Di mata Yamagami, Abe adalah simpatisan paling berpengaruh di Gereja Unifikasi di dunia nyata. Polisi Jepang, menurut media Jepang, kini mengetahui pesan itu.
Mantan PM Jepang Shinzo Abe ditembak pada 8 Juli saat menyampaikan pidato kampanye pemilihan di kota Nara. Abe dilarikan ke rumah sakit dan dokter menyatakan tewas.
Terduga pembunuh, yang memiliki senjata rakitan, diringkuk di tempat kejadian. Ia mengungkapkan kepada penyelidik bahwa sumbangan ibunya ke Gereja Unifikasi membuat keluarganya bangkrut. Paman tersangka membenarkan ibu Yamagami mengeluarkan total 100 juta yen, atau Rp 10,7 miliar.
Gereja Unifikasi, sebuah gerakan yang secara resmi dikenal sebagai Federasi Keluarga untuk Perdamaian dan Penyatuan Dunia, adalah gerakan keagaam yang relatif baru.
Gerakan ini didirikan di Korea Selatan tahun 1954 oleh Sun Myung Moon, yang mengaku sebagai mesias.