- PM Erna Solberg menggelar makan malam perayaan ulang tahunnya.
- Saat acara, dia tidak datang karena harus pergi ke dokter untuk memeriksa mata.
- Polisi mengatakan PM Erna Solberg tetap harus bertanggung jawab.
- PM Erna Solberg tiga kali meminta maaf. Ia tidak mengajukan banding atas hukuman denda yang dijatuhkan.
JERNIH — Perdana Menteri (PM) Norwegia Erna Solberg, Jumat 9 April, didena 20 ribu kroner, atau Rp 33,6 juta, karena melanggar protokol kesehatan dengan mengatakan makan malam keluarga memperingati ulang tahunnya.
Polisi mengatakan PM Solberg tidak menghadiri acara itu karena masalah kesehatan, tapi jumlah tamu makan malam melebihi ketentuan yang ditetapkan.
Ole Saeverud, komisaris polisi Swedia, mengatakan Erna Solberg adalah pejabat terpilih. Dalam beberapa kesempatan dia menjadi tokoh terkemuka karena keputusannya melawan pandemi virus corona.
“Karena itu, adalah benar memberikan sanksi kepadanya untuk menjaga kepercayaan masyarakat tentang pentingnya aturan kesehatan,” kata Saeverud.
Menurutnya, jika hukum sama untuk semua orang, setiap orang tidak sama.
Norsk Rikskringkasting (NRK), stasiun televisi dan radio Norwegia, mengungkapkan pertengahan Maret 2021 Solberg merayakan ulang tahun ke-60 bersama keluarga di sebuah resor ski.
Pada 25 Februari, 13 anggota keluaranya makan di sebuah restoran Geilo, meski peraturan membatasi jumlah peserta dalam acara pribadi di ruang publik hanya 10 orang.
Solberg tidak menghadiri makan malam karena harus pergi ke rumah sakit untuk menangani masalah mata. Namun, polisi tetap menganggapnya bertanggung jawab mengatur acara.
Setelah acara terungkap, Solberg segera mengajukan permintaan maaf kepada publik dan mengatakan dia siap membayar denda. Jumat lalu, Solberg mengulangi permintaan maaf-nya, dan mengatakan tidak akan mengajukan banding atas keputusan itu.
“Kami seharusnya tidak melanggar aturan. Saya minta maaf,’ katanya kepada penyiar TV2.
Netizen membanjiri media sosial. Jika sebelumnya setiap orang memuji caranya menangani krisis kesehatan, kali ini Solberg dikecam habis-habisan.
Jurnalis David Stenerud, dalam komentarnya di situs berita ABC Nyheter, mengatakan; “Hari yang baik untuk supremasi hukum Norwegia.”
“Sungguh luar biasa, PM kita melanggar aturan yang diterapkan kepada kita. Lebih luar biasa lagi, dia dihukum,” kata Astrid Meland, penulis editorial surat kabar Verdens Gang.