- Hari ini di AS warga kulit hitam memperingati tahun ke-57 kematian Malcolm X.
- Banyak cara memperingati kematian orang besar ini. Salah satunya membaca otobiografi-nya.
- Ada kutipan-kutipan abadi Malcolm X di dalamnya, yang layak direnungkan.
JERNIH — Hari ini, 22 Februari WIB atau 21 Februari waktu AS, Malcolm X — aktivis hak asasi manusia dan juru bicara Nation of Islam — mengembuskan nafas terakhir dengan bersimbah darah.
Ia dibunuh saat berpidato di Audubon Ballrom di Harlem. Beberapa lubang peluru di dada mengeluarkan darah sega. Malcolm X dinyatakan meningga pada pukul 15:30 pada 21 Februari. Seandainya hidup, Malcom X akan berusia 96 tahun saat ini.
Situs Al Jazeera memperingati penggerak Black Power di AS dan advokat pemberdayaan masyarakat kulit hitam dengan menampilkan lima kutipan paling terkenal.
Dalam torobiografi, yang ditulis bersama Roots Alex Haley dan diterbitkan setelah ekmatiannya, Malcolm X berkata:
“Jika Anda tidak hati-hati, surat kabar akan membuat Anda membenci orang-orang tertindas dan mencintai orang-orang yang melakukan penindasan.”
Mengenai media Malcom X berkata:
“Media adalah entitas paling kuat di dunia. Mereka memiliki kekuatan untuk membuat yang tidak bersalah menjadi bersalah, dan yang bersalah menjadi tidak bersalah. Itulah kekuatan. Karena, mereka mengendalikan pikiran massa.”
Tentang Pembelajaran dan Pendidikan
Selama pidato rapat umum pendiri Organisasi Persatuan Afro-Amerika pada 28 Juni 1964, Malcolm X mengatakan;
“Pendidikan merupakan elemen penting dalam perjuangan hak asasi manusia. Ini adalah sarana untuk membantu anak-anak kita dan orang-orang kita menemukan kembali identitas mereka, dan dengan demikian meningkatkan harga diri mereka.”
“Pendidikan adalah paspor kita ke masa depan, karena hari esok haya milik orang-orang yang mempersiapkan diri hari ini.”
Tentang Kapitalisme
Dalam salah satu pidato terakhirnya Audubon Ballroom di New York, sebelum senapan menyalak dan proyektil peluru menghantam dadanya, Malcolm X mengatakan;
“Anda tunjukkan ke saya seorang kapitalis, dan saya akan tunjukan penghisap darah.”
Dalam otobiografinya tahun 1965, Malcolm X berkata:
“Saya tidak memiliki belas kasihan dalam diri saya untuk masyarakat yang akan menghancurkan orang, dan kemudian menghukum mereka karena tidak mampu berdiri di bawah beban.”
Tentang Kemanusiaan, Empati, dan Kasih Sayang
“Saya percaya dalam mengenali setiap manusia sebagai manusia; tidak putih, hitam, cokelat, atau merah, dan ketika Anda berurusan dengan kemanusiaan sebagai sebuah keluarga, tidak ada pertanyaan tentang integrasi atau perkawinan silang.”
“Itu hanya satu manusia menikah dengan manusia lain, atau satu manusia yang tinggal di sekitar dan dengan manusia lain.”
Tentang Islam
Dalam buku Martin & Malcolm & America: A Dream or A Nighmare, terbitan 1991, Malcom X menjelaskan mengapa dia memeluk Islam.
“Saya seorang Muslim karena ini adalah agama yang mengajarkan mata ganti mata, gigi ganti gigi. Islam mengajarkan Anda menghormati semua orang, dan memperlakukan semua orang dengan benar. Islam mengajarkan jika seseorang menginjak Anda, potong kaki orang itu. Dan saya selalu membawa kapak agama saya.”
Dalam buku yang sama, Malcolm X juga mengatakan:
“Amerika perlu memahami Islam karena ini adalah satu-satunya agama yang menghapus masalah ras dari masyarakatnya. Sepanjang perjalanan saya di dunia Islam, saya telah bertemu, berbicara, dan makan dengan orang-orang yang di AS dianggap putih. Sikap putih itu dihapus dari pikiran mereka oleh agama Islam.”
Saya belum pernah melihat persaudaraan yang tulus dan sejati dipraktikan oleh semua bersama-sama, terlepas warna kulit mereka.
Malcom X Saat Berbicara
Kutipan ini diambil dari beberapa halaman berbeda dalam otobiografinya.
“Saya belajar lebih awal bahwa menangis sebagai protes dapat menyelesaikan banyak hal. Kakak laki-laki dan perempuan saya sudah mulai sekolah ketika, kadang-kadang, mereka akan datang dan meminta biskuit mentega atau sesuatu dan ibu saya, dengan tidak sabar, akan mengatakan tidak kepada mereka.”
“Tetapi saya akan menangis dan membuat keributan sampai saya mendapatkan apa yang saya inginkan. Saya ingat betul bagaimana ibu saya bertanya mengapa saya tidak bisa menjadi anak yang baik seperti Wilfred; tetapi saya akan berpikir sendiri bahwa Wilfred, karena begitu baik dan pendiam, sering tetap lapar.”
"Di awal kehidupan, saya telah belajar bahwa jika Anda menginginkan sesuatu, sebaiknya Anda membuat keributan."