Jakarta – Kerokan makin populer setelah pernyataan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto yang menawarkan kerokan dan pijat Mak Erot menjadi produk wisata yang dijual ke turis asing. Selama ini, kerokan memang sangat lekat dengan budaya Indonesia.
Menkes berharap membangun pariwisata kesehatan di Indonesia yang fokus pada wisata kebugaran dan jamu. Kerokan dipercaya mampu mengurangi gejala penyakit ringan seperti masuk angin dan pegal-pegal.
Mengutip alodokter.com, kerokan memiliki beragam manfaat bagi kesehatan. Ketika tubuh dikerok, sirkulasi jaringan lunak di bagian tubuh yang dikerok akan terangsang dan aliran darah menjadi lancar. Di samping itu, kerokan dipercaya memperbaiki metabolisme dan membantu mengatasi peradangan yang sering menjadi pemicu beberapa penyakit tertentu.
Setelah melakukan kerokan, area yang dikerok akan tampak memar dan berwarna kemerahan (petechiae). Area itu akan terasa lebih hangat dari bagian tubuh lainnya, sehingga tubuh akan terasa lebih relaks. Metode ini relatif aman dilakukan karena belum pernah ditemukan adanya efek samping yang berbahaya.
Meski memerlukan penelitian lebih lanjut, namun dari data yang ada, kerokan tidak hanya membantu mengusir masuk angin, tapi juga dipercaya dapat meredakan gejala beberapa penyakit, seperti:
- Nyeri leher. Kerokan lebih efektif dalam mengatasi nyeri leher daripada bantal pemanas atau koyo yang diletakkan di belakang leher. Sebelum membeli obat, Anda bisa melakukan kerokan di leher untuk meredakan rasa nyeri di leher.
- Sakit kepala migrain. Anda bisa melakukan kerokan saat mengalami sakit kepala migrain. Penelitian mengungkap, efektivitas metode ini tak kalah ampuh dari mengonsumsi obat sakit kepala yang banyak dijual bebas di pasaran.
- Pembengkakan payudara. Ibu menyusui sering mengalami pembengkakan payudara setelah persalinan. Akibatnya ibu akan kesulitan untuk menyusui. Kerokan dianggap cukup efektif untuk membantu mengatasi masalah ini.
- Sindrom Tourette. Kerokan dapat dikombinasikan dengan metode lain, misalnya akupunktur, untuk membantu meredakan beberapa gejala sindrom Tourette, seperti kedutan berulang (tic) di wajah, serta gangguan pada tenggorokan dan suara.
- Sindrom perimenopause. Kerokan bisa membantu meredakan gejala sindrom perimenopause, seperti insomnia, kecemasan, mudah lelah, serta jantung berdebar-debar (hot flushes). Gejala ini sering muncul pada wanita yang mendekati masa menopause.
- Hepatitis B. Kerokan bisa membantu meredakan gejala penyakit hepatitis B, misalnya peradangan pada liver, kerusakan pada liver, muncul jaringan parut pada liver serta menurunkan kadar enzim liver.
Meski tergolong aman, namun jika Anda memiliki gangguan pembekuan darah atau mengonsumsi obat pengencer darah, sebaiknya menghindari kerokan. Demikian juga bagi Anda yang baru saja menjalani prosedur operasi, disarankan untuk tidak melakukan kerokan. Hindari pula melakukan kerokan secara berlebihan, karena berisiko menimbulkan luka. Pastikan Anda menggunakan logam yang telah dibersihkan sebelumnya.
Kerokan mudah dilakukan dengan berbagai manfaat bagi tubuh. Namun, masih perlu penelitian lebih lanjut untuk membuktikan efektivitasnya. Jika Anda memiliki kondisi kesehatan khusus atau timbul keluhan setelah kerokan, sebaiknya berkonsultasi ke dokter. [Zin]