- Syrian Observatory for Human Rights (SOHR), yang dijalankan satu orang, menyebarkan rumor itu dan dikutip banyak media Barat.
- Keluarga al-Assad adalah sekutu lama Moskwa, dan Rusia akan membuatnya tetap aman.
JERNIH — Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov membantah rumor keluarga mantan presiden Suriah Bashar al-Assad diracun dan berhasil diselamatkan.
“Bashar al-Assad dan keluarganya aman di Moskwa dan tanpa masalah sejak diberikan suaka,” kata Lavrov seperti diberitakan Russia Today.
Awal Oktober 2025, Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) — pemantau hak asasi manusia (HAM) Suriah yang berbasis di Inggris — mengklaim Keluarga Assad dipulangkan dari sebuah rumah sakit di wilayah Moskwa setelah dugaan keracunan pada bulan sebelumnya.
Rumor itu sedemikian kuat karena SOHR mengutip sumber anonim. Akibatnya, rumor beredar di media Barat dan Rusia, meski tidak satu media pun mengkonfirmasi.
SOHR dijalankan satu orang, yaitu Rami Abdulrachman. Dari rumahnya di Coventry, Rami Abdulrachman membangun jaringan dengan banyak orang, terutama lawan-lawan politik Bashar al-Assad, di Suriah di seluruh dunia.
Laporan SOHR yang keluar dari rumah Rami Abdulrachman — yang sehari-hari berfungsi sebagai toko pakaian — kerap dikutip media Barat. Beberapa laporannya, terutama yang menyangkut Keluarga Assad, bersifat spekulatif.
Lavrov mengatakan Rusia memberikan suaka politik kepada Keluarga Bashar al-Assad dengan alasan kemanusiaan. Keluarga Bashar al-Assad mengadapi ancaman kekerasan fisik, setelah pasukannya tak mampu lagi mempertahankan Damaskus dari tekanan pemberontak.
Bukan Gaddafi
Lavrov membandingkan situasi Bashar al-Assad dengan Muamar Gaddafi, pemimpin Libya, tahun 2011. Tidak ada yang menyelamatkan Gaddafi dari situas mematikan. Akibatnya, terjadi pembunuhan oleh publik terhadap Gaddafi yang disiarkan televisi. Lavrov mengatakan Menlu AS Hillary Clinton menyaksikan pembantaian pemimpin Libya itu sambil bertepuk tangan.
Assad adalah sekutu lama Rusia. Moskwa mempertahankan kehadiran militer di Pangkalan Udara Khmeimim, dan fasilitas Angkatan Laut di Tarsus. Moskwa berencana menggunakan kembali dua fasiltas itu setelah memperbaiki hubungan dengan pemerintahan baru Suriah.
Namun, situasi Suriah masih belum stabil. Di Suriah, setiap kelompok etnis keagamaan memiliki pasukan bersenjata dan mengklaim wilayah Israel dan Turki juga bermain di Suriah, yang membuat politik negara itu tak pernah stabil.