JAKARTA – Indonesia ingin memperkuat kerjasama dengan UNESCO untuk mempercepat peningkatan layanan air bersih, sanitasi, dan kesehatan masyarakat, antara lain untuk pengurangan stunting di Indonesia.
Demikian dikatakan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI, Basuki Hadimuljono, di Jakarta, Sabtu (4/6).
Pernyataan Menteri Basuki itu diungkapkan setelah UNESCO menyampaikan dukungan untuk mensukseskan kegiatan World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali 2024 mendatang.
“Kami mengembangkan pembangunan infrastruktur air bersih dan sanitasi yang berdaya tahan terhadap perubahan iklim,” ujarnya.
Baca Lagi: Analis: AS Sukses Bujuk Negara ASEAN Gabung dalam Kesepakatan Ekonomi
Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan ini ingin terlibat aktif dalam tema-tema tertentu, seperti air (air tanah dan hidrologi), sanitasi, gender hingga data dan ilmu pengetahuan melalui penyelenggaraan rangkaian kegiatan sebelum dan selama WWF 2024
Karena itu, Menteri Basuki mengucapkan terima kasih atas keinginan UNESCO mendukung penyelenggaraan WWF ke-10 di Bali, saat bertemu dengan Assistant Director-General (ADG) for Natural Sciences, Mrs. Shamila Nair-Bedouelle di Gedung World Heritage Center, Kota Paris.
Terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah penyenggaraan WWF, kata Basuki, mencerminkan komitmen Indonesia dalam pengelolaan sumber daya air.
“Indonesia merupakan negara Asia Tenggara pertama yang terpilih menjadi tuan rumah WWF,” kata dia.
Oleh karena itu, Indonesia akan segera berkomunikasi dengan World Water Council terkait usulan dan keinginan UNESCO dalam penyiapan program/agenda penyelenggaraan WWF di Bali tahun 2024.
“UNESCO memiliki peran penting, terutama melalui Intergovernmental Program Hidrologi, sebagai fasilitator pertukaran dan kerjasama dalam hal data dan ilmu pengetahuan bidang keairan,” katanya.