Para ahli mengingatkan semua orang harus tetap memakai masker meski sudah divaksin.
JERNIH-Israel diterpa kegemparan, warganya yang sudah menerima vaksinasi Corona diketahui terinfeksi Covid-19. Jumlah mereka yang terinfeksi lebih dari 12.400 orang. Kasus ini membuat banyak pihak meragukan keampuhan vaksin Pfizer dalam menangkal Covid-19.
Pemerintah Israel menggunakan vaksin Corona dari Pfizer untuk vaksinasi warganya. Vaksin ini sebelumnya disebut 95% efektif dalam uji klinis Fase ketiga.
Warga Israel yang terinfeksi Covid-19 termasuk mereka yang telah mendapat dua dosis suntikan. Data ini diperoleh Kementerian kesehatan Israel yang melakukan tes Covid-19 terhadap 189.000 orang yang sudah vaksinasi Pfizer. Hasilnya, 6,6% orang terinfeksi Covid-19, termasuk 69 orang yang sudah divaksin tahap kedua.
Komisaris virus corona Israel, Nachman Ash, menyimpulkan bahwa dosis pertama vaksin Pfizer kurang efektif. Bahkan dinilai efektifitasnya lebih rendah dari yang dilaporkan oleh sang produsen sendiri, yakni sekitar 52%.
Dilansir Global Times, beberapa ahli menilai kejadian di Israel menjadi indikator keampuhan vaksin belum tentu sama dengan data dalam percobaan. Ada banyak indikator yang mempengaruhi keampuhan vaksin, seperti lingkungan percobaan dan populasi yang diuji.
Demikian juga dengan lingkungan eksperimental, seperti skala peserta dan apakah penerima terus memakai masker setelah vaksinasi. Hal-hal tersebut berpengaruh pada hasil eksperimen atau uji klinis.
Otoritas kesehatan Israel mencatat, dua minggu setelah dosis pertama diberikan, penerima vaksin di Israel masih menunjukkan tingkat infeksi yang sama dengan mereka yang belum imunisasi. Kemudian setelah dua kali divaksinasi mulai menunjukkan penurunan angka pasien terinfeksi baru sebesar 33% lebih sedikit.
Untuk itu, para ahli, mengingatkan bahwa semua orang harus tetap memakai masker dan pakaian pelindung meski sudah divaksin, sebab vaksin bukanlah obat mujarab bagi Covid-19.
Sementara Presiden Asosiasi Industri Vaksin China, Feng Duojia, terkait kasus di Israel tersebut, menduga bahwa menduga, kasus di Israel terjadi karena penerima vaksin yang terinfeksi belum mengembangkan kekebalan. Diperlukan waktu 14 hari bagi vaksin untuk membangun kekebalan yang efektif. (tvl)